FKKD Sidoarjo Putus Penyebaran Covid-19 Sejak Dini

FKKD Sidoarjo Putus Penyebaran Covid-19 Sejak Dini

Sidoarjo, memorandum.co.id - Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Sidoarjo Heru Sulton mengaku bersyukur atas keputusan Pemkab Sidoarjo terkait jadwal ulang pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak. “Alhamdulillah. Sekarang kami tinggal menunggu kelanjutan dari kebijakan ini. Termasuk dalam hal regulasi dan tahapannya,” ujar Heru yang merupakan Kepala Desa Suwaluh, Kecamatan Balongbendo, Jumat (31/7) siang tadi. Heru Sulton juga menanggapi terkait pernyataan Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan agar calon kepala desa dan kepela desa juga menjaga protokol kesehatan untuk memutus penyebaran Covid-19. Menurutnya wabup tak selayaknya mengatakan hal itu. Sebab, semua kades sudah menempatkan dirinya sebagai garda terdepan dalam melawan Covid-19 di desanya sejak dini. “Kades bersama bhabinkamtibmas dan babinsa adalah orang-orang terdepan untuk mengurus semua ini. Mulai dari masalah kesehatan hingga dampak sosial ekonomi dan kemasyarakatan lainnya. Intinya kami sudah bekerja maksimal,” tandas Heru. Kegiatan menghadapi serangan virus asal Tiongkok ia lakukan bersama personel bhabinkantibmas dan babinsa juga relawan yang sudah terbentuk sejak Maret lalu dan terus dilakukan secara berkelanjutan dan penuh semangat hingga saat ini. “Semua sudah kami lakukan mulai PSBB tahap 1 hingga 3, yang berlanjut hingga pelaksanaan program kampung tangguh. Seharusnya Pemkab memberi apresiasi pada tim Covid-19 di tiap-tiap desa yang sampai saat ini masih mengurusi masalah itu,” tuturnya. Menurutnya hingga saat ini pihak desa yang didukung sepenuhnya oleh aparatur TNI dan Polri justru terus bergerak tanpa henti untuk menghindarkan warganya dari paparan virus corona. Termasuk di antaranya menyosialisasikan aksi protokol kesehatan seperti membiasakan warga mengenakan masker, jaga jarak, serta kebiasaan mencuci tangan. Bahkan saat ini para kades justru berusaha keras menjaga semangat para relawan di desanya masing-masing karena kurangnya apresiasi dari pemerintah. Belum lagi soal pemotongan anggaran yang signifikan untuk desa. Pihaknya juga sempat disibukkan urusan mengatasi konflik horizontal antar warga akibat penyaluran dana Covid-19 dari Pemkab Sidoarjo pada RW beberapa waktu lalu. “Apa wabup tahu kalau masalah di desa sekompleks itu?” tanya Heru. Kalimat senada juga disampaikan Cakades Suko Kecamatan Sukodono M Ikhsan yang dihubungi melalui WA-nya. Menurutnya tanpa dimintapun dirinya sudah melakukan apa yang diharapkan Wabup Sidoarjo. “Mulai awal saya sudah bagikan makanan atau minuman untuk warga yang berjaga di check point,” katanya. Bahkan tak jarang, cakades incumbent itu pun ikut bercengkerama dengan warga selama masa penerapan PSBB dan transisi new normal. Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin memutuskan akan tetap menggelar pilkades serentak di 175 desa pada September mendatang, meski Kota Delta masih berstatus zona merah terkait kasus penyebaran Covid-19. Hanya saja, soal penetapan tanggalnya masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait wabah penularan virus corona di Sidoarjo. Namun ia mengisyaratkan pesta demokrasi di level desa itu akan digelar sebelum tanggal 20 September. Karena itu ia meminta semua komponen masyarakat di desa, termasuk pada calon kepala desa (cakades) ikut bekerja lebih keras menuntaskan masalah bersama tersebut agar tidak hanya bertumpu pada kinerja gugus tugas Covid-19.(lud/jok/tyo)  

Sumber: