Muncul Wacana Whisnu-Gus Hans

Muncul Wacana Whisnu-Gus Hans

Surabaya, Memorandum.co.id - Perebutan kursi Walikota Surabaya terus memanas. Selain nama mantan Kapolda Jatim, Irjenpol (purn) Machfud Arifin (MA) yang mendapat dukungan 8 partai politik, kini muncul foto pasangan Whisnu Sakti (WS) - Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang menyebar di sejumlah WhatsApp Group (WAG). Pakar Politik Universitas Wijaya Putra, Dr. Dwi Prasetyo menyampaikan, pelaksanaan Pilwali 9 Desember 2020 mendatang mulai menghangat. Sejumlah nama mulai muncul seperti Whisnu Sakti (WS) dengan dukungan PDI Perjuangan, dari unsur Nahdliyyin muncul nama Lia Istifhama, Gus Hans dan Dwi Astutik. Sayangnya, ketiganya tak solid, baik di tingkatan elit Nahdliyyin di Surabaya juga di akar rumput. Sebab, nama mereka juga dianggap tidak terlalu menjual,. Beberapa hari belakangan muncul gambar di WAG pasangan Whisnu Sakti (WS) - Gus Hans. Whisnu Sakti yang digadang-gadang maju Wali Kota Surabaya merupakan sosok penting pengganti Wali Kota Tri Rismaharini, selain nama Eri Cahyadi. Dalam gambar yang tersebar di WAG, Whisnu memakai baju putih, sementar Gus Hans memakai baju koko ungu berlatar tulisan "Surabaya Rumah Nasionalis yang Religius". Dr. Dwi Prasetyo menjelaskan, pengamatan dia di media massa dan kegiatan masif di masyarakat, hanya figur Machfud Arifin yang sudah benar-benar siap maju sebagai Calon Wali Kota Surabaya. Apalagi, mantan Kapolda Jatim ini juga mendapatkan dukungan dari 8 partai politik. "Saya melihat di berbagai pemberitaan, Pak Machfud Arifin terus menyapa warga, terus konsolidasi dengan tim pemenangannya, juga peduli memberikan bantuan bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19 maupun memberikan bantuan bagi rumah sakit dan tenaga medis," kata Dwi Prasetyo kepada memorandum.co.id, Jumat (10/7/2020). Ia meyakini, aktivitas di akar rumput yang dilakukan Machfud Arifin ini juga bisa bedampak mendongkrak popularitasnya. "Warga yang sebelumnya tidak mengenal siapa calon wali kotanya, akhirnya bisa mengenalnya. Kalau tidak ada calon lain yang mengimbanginya, popularitas Machfud Arifin akan semakin meroket," terangnya. Spekulasi lain bermunculan, salah satunya soal wacana Gus Hans menjadi wakil dari bakal calon wali kota (bacawali) dari PDIP. Padahal nama Gus Hans sudah diusulkan Golkar Surabaya untuk jadi pendamping Machfud Arifin di Pilkada Surabaya. "Muncul foto Mas Whisnu dan Gus Hans, ini bisa dipahami garis nasionalis masih diperhitungkan," terang Dwi Prasetyo. Selain itu, alumnus program doktoral Universitas Airlangga (Unair) ini menyampaikan, menguatnya nama Whisnu Sakti menunjukkan basis dukungan massa akar rumput PDI Perjuangan Kota Surabaya masih solid. Hal ini membuat kans Wali Kota Tri Rismaharini yang dikabarkan mendukung Eri Cahyadi terus melemah. "Keduanya mempunyai basis pendukung yang sama. Ternyata nama Whisnu Sakti lebih masif di masyarakat daripada Eri Cahyadi," terang Dwi Prasetyo. Pakar politik muda ini tidak menampik dukungan Whisnu Sakti bakal maksimal di Pilwali nanti. Meski begitu, Whisnu harus mengantongi rekom PDIP dan mendapat pasangan calon wakil wali kota yang mampu mendukung suaranya di massa pendukung. "Basis merah (PDIP) harus berkoalisi dengan Parpol lain jika ingin dukungan suaranya maksimal," aku dia. Munculnya gambar Whisnu Sakti dan Gus Hans sebenarnya penuh risiko. Sebab, Partai Golkar sudah mengikuti koalisi besar mendukung Calon Wali Kota Machfud Arifin. Dwi Prasetyo memprediksikan, Partai Golkar tidak mempunyai alasan kuat mencabut dukungan dari Machfud Arifin. Sebab, Partai Golkar sudah masuk dalam koalisi besar pendukung Machfud Arifin. Secara etika politik, ia menyebutkan, sebagai kader Parpol, tidak baik bila berbeda kebijakan dengan politik induk parpolnya. Sebagai pengurus Golkar, tidak baik bagi Gus Hans bila berbeda politik dengan parpolnya. Hingga kini, Partai Golkar sudah mendukung Machfud Arifin bersama 7 parpol lainnya. Seperti PAN, PKB, Nasdem, Gerindra, Demokrat, PPP, dan PKS. "Tanpa Golkar, Gus Hans tidak akan mendapat tiket maju Pilwali bersama Whisnu Sakti," tegas dia. Terpisah, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Muhammad Sarmuji mengaku tidak mengetahui beredarnya foto Pasangan Wisnu Sakti-Gus Hans yang beredar di sejumlah WAG. "Kita tidak tahu menahu beredarnya foto tersebut," terang Sarmuji. Sarmuji menjelaskan, rekomendasi parpol bergambar pohon beringin lebat tidak akan bisa pindah ke lain Cawali, sebab rekomendasi sudah dijatuhkan pada Machfud Arifin. Dirinya juga tidak ada perubahan rekomendasi ke calon lainnya. "Partai Golkar sudah mengeluarkan surat penetapan sementara ke Pak Machfud Arifin," tegas Sarmudji.(day)

Sumber: