Rapid Test, 49 Peserta UTBK Reaktif

Rapid Test, 49 Peserta UTBK Reaktif

Surabaya, memorandum.co.id - Ada 49 peserta ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) yang mengikuti rapid test di puskesmas, dan dinyatakan reaktif. Mereka langsung diisolasi di hotel sambil menunggu hasil tes swab. Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, rapid test gratis kepada peserta UTBK SBMPTN di 63 puskesmas Surabaya. Bagi mereka yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif, langsung dilakukan pemeriksaan swab dan isolasi mandiri di hotel. “Sudah berjalan tiga hari kemarin (Jumat-Minggu) sebanyak 740 calon mahasiswa yang sudah di-rapid test," kata Feny di Balai Kota Surabaya, Senin (6/7). Feny menjelaskan, dari 740 orang calon mahasiswa yang telah melakukan rapid test itu, sebanyak 49 orang hasilnya dinyatakan reaktif. Bagi 49 orang yang dinyatakan reaktif itu langsung dilakukan tes swab pada hari yang sama di Gelora Pancasila. “Langsung saya buatkan rujukan untuk dites swab. Menggunakan mobil PCR milik BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang saat ini masih keliling di Kota Surabaya, supaya cepat,” ungkap dia. Sembari menunggu hasil swab itu keluar, calon mahasiswa itu melakukan isolasi mandiri di hotel yang sudah disiapkan. “Jadi bisa juga belajar di sana (hotel). Nanti terkait jadwal ujian sudah dijadwalkan kembali oleh pihak kampus tempat tes,” kata Febria. Ia menambahkan, jika nantinya calon mahasiswa tersebut hasil swabnya negatif, maka dia langsung bisa keluar dari isolasi di hotel dan pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu, bagi mereka yang hasil swabnya confirm atau berstatus orang tanpa gejala (OTG), selanjutnya menjalani perawatan di Hotel Asrama Haji. “Untuk jadwal tes UTBK, pihak kampus telah memberikan relokasi waktu,” pungkasnya Untuk diketahui rapid test gratis itu diperuntukkan khusus bagi warga Kota Surabaya yang tidak mampu dan mengikuti UTBK. Mereka menunjukkan KIP-K (Kartu Indonesia Pintar Kuliah), dan tercatat sebagai peserta MBR (masyarakat berpenghasilan rendah). Selain itu, mereka juga harus menunjukkan identitas diri. (udi/tyo)  

Sumber: