DPRD Surabaya Siapkan Raperda New Normal
Surabaya, Memorandum.co.id - Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan Rancangan Peraturan Daerah Ketentraman Ketertiban Umum (Ratibum) menyambut era new normal di tengah pandemi Covid-19. "Raperda itu sedang dibahas oleh panitia khusus (pansus) DPRD Surabaya," ungkapnya, Kamis (11/6). Lebih lanjut politisi yang juga menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Surabaya itu mengatakan, penekanan Perda Ratibum di tengah pandemi Covid-19 adalah disiplin protokol kesehatan. "Seperti jaga jarak dan penggunaan masker. Dan pastinya akan ada sanksi bagi pelanggarnya," tegasnya. Menyinggung soal era new normal di Surabaya nantinya, pria yang akrab disapa Awi itu juga mengingatkan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan terhadap tempat-tempat publik. "Tempat-tempat publik akan dibuka tapi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," tandasnya. Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya, Akmarawita Kadir mengatakan, meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Surabaya yang sembuh merupakan indikasi menurunnya wabah pandemi Covid-19 di Kota Pahlawan ini. Seperti diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, angka kumulatif hingga Senin (8/6/) kemarin, sebanyak 867 pasien terkonfirmasi dinyatakan sembuh dari sebelumnya 745 pasien. “Tapi perlu diingat, angka kesembuhan pasien berbalik lebih tinggi dari pada angka kematian akibat Covid-19,” ujarnya. Ia menjelaskan, langkah masif Pemkot Surabaya setiap melakukan Rapid test massal maka selama itu kasus Covid-19 selalu meningkat, sedangkan pada umumnya periode kesembuhan pasien Covid-19 itu rata-rata 2-4 bulan. Jadi, menurut Akmar, ketika angka positif Covid-19 di Surabaya semakin banyak dan belum ada yang sembuh, karena sembuhnya 2-4 minggu kemudian setelah dilakukan rapid test massal, sudah pasti diketahui bahwa pasien yang negatif Covid-19 juga meningkat. “Artinya, dua Minggu sebelum Rapid Test massal dilakukan, itu sudah ada gerbong sebelumnya pasien yang sembuh, terus berkesinambungan. Makanya, angka pasien Covid-19 sembuh terus,” tuturnya. Akmar menambahkan, secara umum tidak pernah ada orang terpapar Covid-19 langsung meninggal. Tapi, orang yang meninggal karena Covid-19 itu karena sebelumnya memang sudah ada riwayat penyakit misalnya diabetes melitus, hipertensi, asma, paru-paru, saat terpapar virus corona itu rentan dengan kematian. Saat ditanya seberapa jauh efektifitas gelaran Rapid Test massal, Akmar mengaku sudah efektif, tapi Pemkot Surabaya jangan menganggap remeh soal ketersediaan ruang isolasi, kapasitas rumah sakit. “Karena meskipun angka kesembuhan meningkat terus, namun ketersediaan ruang isolasi yang nyaman tetap tidak bisa diremehkan," pungkas dia.(why)
Sumber: