Cegah Kasus Chikungunya dan DBD, Pemkot Surabaya Gandeng ITD Unair hingga BBTKLPP
Petugas KSH memeriksa kamar mandi untuk memastikan tidak ada jentik. -Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemkot Surabaya melalui dinas kesehatan (dinkes) mengambil langkah antisipasi penyebaran wabah chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini kembali merebak di beberapa wilayah Indonesia, khususnya Jatim. Kedua penyakit tersebut ditularkan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
BACA JUGA:Kader Surabaya Hebat RW XII Embong Kaliasin Sukses Cegah DBD
Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, upaya pencegahan dan pengendalian chikungunya, serta DBD terus dilakukan secara berkesinambungan dengan berbagai pihak.
Di antaranya terus menggerakkan promosi kesehatan dengan memasang media edukasi di tempat-tempat yang mudah dijangkau masyarakat dan melakukan sosialisasi pencegahan chikungunya dan DBD dalam kegiatan puskesmas.
BACA JUGA:Surabaya Tingkatkan Kewaspadaan DBD, Diimbau Masyarakat Aktif PSN 3M Plus
"Kami juga melakukan kerja sama dengan ITD UNAIR untuk melakukan survei penangkapan nyamuk dan pemeriksaan jentik dalam penelitian pola temporal dan spasial penyebaran virus Den-V di Kota Surabaya serta bekerjasama melakukan pengabdian masyarakat dengan sasaran KSH untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kader dalam identifikasi jentik," ujar Nanik Sukristina, Kamis 9 Januari 2025.
BACA JUGA:Cegah DBD, KSH RW 13 Kebraon Indah Permai Blusukan ke Sekolah
Lebih lanjut, Nanik menambahkan bahwa pihaknya bersama Balai/Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) melakukan survei perilaku nyamuk untuk mengetahui adakah pergeseran perilaku nyamuk aedes aegypti. Selanjutnya, dinkes juga melakukan konsultasi dengan pakar ilmu penyakit tropik RSUD Dr Soetomo terkait update tatalaksana kasus chikungunya dan DBD.
BACA JUGA:Kasus DBD di Surabaya Terus Meningkat, hingga April Tercatat 128 Kasus
Disamping itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan konsisten melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus.
"Dengan rutin melakukan PSN 3M Plus dapat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti di saat musim penghujan. Sehingga dapat menekan potensi penyebaran penyakit yang penularannya melalui nyamuk seperti DBD dan chikungunya," jelas Nanik.
Nanik menjelaskan, hingga kini masih belum dilaporkan adanya kasus chikungunya di Kota Surabaya. Sedangkan untuk kasus DBD pada awal 2025 menunjukkan kondisi yang masih stabil, terkendali dan terpantau.
BACA JUGA:Dampak Transisi Perubahan Iklim, Pemkot Surabaya Imbau Masyarakat Waspada DBD
Monitoring dan evaluasi mingguan terus dilakukan secara konsisten dan rutin, sebagai langkah antisipasi terhadap pencegahan dan pengendalian kasus chikungunya dan DBD.
Sumber: