Dihantam Pandemi Covid-19, Kabupaten Jember Berhasil Stabilkan Harga Pangan
Jember, Memorandum.co.id - Dalam dua bulan terakhir, Kabupaten Jember mengalami deflasi berturut-turut. Data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Juni 2020, Jember mengalami deflasi April 0,13 sedangkan pada bulan Mei 0,03 persen. Dari delapan kota IHK di Jawa timur enam kota mengalami inflasi dan dua kota/kabupaten mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang sebesar 0,27 persen diikuti oleh Kota Surabaya inflasi sebesar 0,21 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,05 persen. Sedangkan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Sumenep inflasi sebesar 0,02 persen sementara inflasi terendah terjadi di Kota Madiun sebesar 0,01persen. Untuk Kota Kediri deflasi sebesar 0,19 persen, diikuti oleh Kabupaten Jember deflasi sebesar 0,03 persen. Sedangkan bawang putih yang sempat melambung di awal tahun, kini menjadi komoditas penyumbang deflasi tertinggi, yakni sebesar 0,136% disusul dengan telur ayam ras dan cabe rawit. Rilis terkait IHK ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) lewat online meeting, Selasa siang (2/6/2020). Menurut Kepala Badan Pusat Statistik, Ir. Arif Joko Suteja M.M, dari 11 kelompok pengeluaran, 5 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 4 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan sisanya stabil. Komoditas penyumbang inflasi tertinggi adalah daging ayam ras sebesar 0,0932%. Arif menambahkan, komoditas yang mengalami inflasi pada kelompok bahan makanan selama bulan Mei 2020 karena meningkatnya permintaan masyarakat Jember menjelang hari Raya Idul Fitri tahun 1441 Hijriyah. Terutama komoditas daging ayam ras dan bawang merah terjadi gejolak harga yang sangat berpengaruh terhadap besaran inflasi Kabupaten Jember bulan Mei 2020. Harga telur ayam ras, bawang putih, cabai rawit pada bulan Mei berangsur mengalami penurunan sehingga menjadi komoditas dengan penyumbang deflasi yang tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa usaha Pemerintah melalui Tim Satgas Pangan dan Tim TPID untuk menstabilkan harga terhadap komoditas strategis yang dikonsumsi masyarakat Kabupaten Jember berhasil dengan terus menjaga keseimbangan ketersediaannya di pasar. Di Jawa Timur, Kabupaten/Kota yang mengalami deflasi selain Jember adalah Kota Kediri dengan deflasi sebesar 0,19%. Sedangkan untuk Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang mengalami inflasi tertinggi yakni Kota Malang sebesar 0,27%.(rex). Sementara Kepala Seksi Statistik BPS Jember, Candra Birawa menyebut, selama Pandemi Covid-19 perekonomian terdampak deflasi hanya Kediri dan Jember di mana harga-harga secara umum jatuh/menurun dan nilai tukar uang bertambah selama bulan Mei. Sementara inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat sementara nilai tukar menurun. Inflasi tertinggi terjadi di kota Malang sebesar 0,27 persen diikuti oleh kota Surabaya inflasi sebesar 0,21 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,05 persen. Menurut Candra Birawa, deflasi yang terjadi di Jember disebabkan oleh produsen pertanian melimpah. Selain itu, penurunan harga gabah seiring terjadinya panen raya padi di Kabupaten Jember. “Biasanya masuk akhir Ramadan harga pangan dan kemeja katun pendek pria cenderung bergerak naik. Tapi kali ini melandai, bahkan turun. Pola hidup masyarakat berubah akibat Covid-19,” ujarnya. Deflasi pada kelompok makanan karena komoditasnya melimpah dan tidak terserap pasar Di sisi lain, kata dia, juga disebabkan daya beli masyarakat yang rendah, sehingga harga turun. Hal itu juga terjadi untuk daging ayam ras atau potong. Candra menyebut, distribusi yang tersendat ke sejumlah daerah membuat stok daging ayam melimpah, sehingga harga pun terjun bebas. Lantaran pandemi Covid-19, distribusi barang ke sejumlah daerah tersendat. Terlebih lagi, adanya daerah yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, termasuk di ibu kota. “Akibat daya beli masyarakat turun lantaran pendapatan menurun. Sehingga masyarakat mengubah pola konsumsi dari biasanya,” ujarnya. Sementara itu, dua bulan mengalami deflasi harga stabil termasuk Jember. (edy)
Sumber: