Happy, Healthy, Wealthy: Belanja Ibadah Zaman Corona

Happy, Healthy, Wealthy: Belanja Ibadah Zaman Corona

"Belilah dari pedagang kecil. Jangan menawar dengan harga di bawah standar. Mereka tidak mengumpulkan uang untuk hidup mewah, tapi untuk bertahan hidup dan keperluan sehari-hari bersama keluarganya." Dapat kiriman WA di atas? Disertai gambar penjual jeruk yang terkantuk menunggu pembeli? Mari kita bertanya apakah WA di atas menyasar kepada diri kita? Beli sayur untuk makan hari ini di mana? Beli tempe tahunya di mana? Beli daging dan ikannya di mana? Beli buahnya di mana? Beli sabun cuci dan mandi di mana? Beli sampo dan pasta gigi di mana? Beli air minum di mana? Beli masker dan hand sanitizer di mana? Beli makanan kecilnya di mana? Bagi yang tidak biasa masak, beli makannya di mana? Minumnya di mana? Gofood dari tempat makan yang mana? Di tengah covid yang belum mereda ini, betapa banyak yang terkena dampaknya: di-PHK, pekerjaan sepi, warkop harus tutup, ngojek tak boleh berpenumpang dan masih banyak lainnya lagi. Untuk bertahan hidup, segala ihtiar dicoba. Salah satunya coba-coba jualan. Jika mereka sudah telanjur kulakan di pasar membeli pisang lalu menjual pisangnya kepada kita, jika kita tidak membeli bagaimana nasib pisangnya? Kalau ada yang membuat botok tongkol, botok tempe tahu, botok simbukan, lalu menawarkannya kepada kita, jika di antara kita tak ada yang membeli bagaimana? Padahal, kita makan pagi, siang dan malam. Perlu sayur dan lauk pauk. Mengapa tidak mengalah, makan siangnya dari botok tetangga, dari lontong kupat teman, dari sinom istri Pak Satpam. Zaman corona semoga mengubah pola makan kita: tidak sekedar enak, tapi juga bergizi dan satu lagi: punya nilai ibadah. wata'awanu 'alal birri wattaqwa, wala ta'a wanu 'alal ismi wal'udwan. Tolong menolonglah dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam dosa dan permusuhan (Al Maidah 2). Mungkin makanan itu kurang enak, mungkin terlalu asin, mungkin terlalu manis, mungkin kemasannya kurang modern. Toleransi dan sikap mengalah kita terhadap itu semua pasti dicatat Allah sebagai pengamalan ayat "ta'awwun" tadi. Saatnya: belanja ibadah. Bukan belanja yang biasa saja. Oleh-oleh kita dari Ramadan warna covid tahun ini. Semoga istiqomah. Konsisten. Aamiin.(*) Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: