Tinjau Banjir Kali Lamong di Benjeng Gresik, Sekda Jatim: Persoalannya di Krisis Iklim

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur Adhy Karyono meninjau lokasi banjir Kali Lamong di Desa Bulurejo, Benjeng.--
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Timur Adhy Karyono meninjau lokasi banjir luapan Kali Lamong di Desa Bulurejo, Benjeng, Gresik, Selasa 10 Juni 2025. Bersama rombongan, ia tampak menyalurkan bantuan kepada warga terdampak.
Kedatangan Adhy itu juga untuk melihat langsung kondisi banjir yang menerjang ribuan rumah di Benjeng. Dirinya menghampiri warga sekaligus mendengarkan keluhan dan aspirasi mereka yang terdampak.
BACA JUGA:Kapolres Gresik Salurkan Bantuan Sosial kepada Warga Terdampak Banjir di Benjeng
Mini Kidi--
Dalam tahun 2025, Kali Lamong telah dua kali meluap. Warga pun mengharapkan adanya solusi kongkret dari pemerintah. Adhy menilai, banjir kali ini terasa tidak wajar, sebab terjadi di pertengahan tahun.
“Persoalannya adalah climate change (krisis iklim). Hujan yang biasanya sampai April-Mei, ternyata sekarang masih lanjut sampai Juni,” ujarnya kepada wartawan.
Ia menyebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya banjir kembali di sekitar Kali Lamong. Termasuk memperlancar aliran sungai dan melakukan normalisasi.
“Sehingga ini agak mending. Yang biasanya 4-5 hari, ini satu hari airnya sudah mulai surut,” tuturnya.
Menurutnya, diperlukan pembangunan tanggul parapet untuk mengurangi banjir di kawasan tersebut. Pemerintah provinsi juga berencana untuk membangun sejumlah kolam retensi di sepanjang aliran Kali Lamong.
BACA JUGA:Banjir Luapan Kali Lamong di Gresik Selatan Meluas, 10 Desa di Benjeng Terdampak
Satu-satunya kolam retensi di Kali Lamong yang kini dimiliki Gresik berada di Kecamatan Cerme. Pemkab juga tengah membangun satu kolam lainnya di Desa Cermen, Kedamean. Namun masih gagal menangkal banjir.
“Rencana kita adalah kerjasama dengan BBWS untuk pembuatan parapet. Tapi masih dalam perencanaan karena memang perlu waktu untuk pembebasan lahan,” terangnya.
“Kami juga berencana membuat kolam retensi di sejumlah titik untuk bisa mengurangi debit air yang masuk ke kawasan pertanian dan pemukiman. Jadi nanti airnya akan masuk ke kolam retensi,” lanjutnya.
Sumber: