Pemuda Muhammadiyah: Stop Rokok Saat Berkendara, Pemerintah Harus Sediakan Tempat Khusus

Pemuda Muhammadiyah: Stop Rokok Saat Berkendara, Pemerintah Harus Sediakan Tempat Khusus

Ketua Pemuda Muhammadiyah Jatim, Dikky Syadqomullah.-Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Kebiasaan merokok sambil berkendara di jalan raya semakin menjadi pemandangan umum, memicu keprihatinan serius.

BACA JUGA:Kadinkes: Kawasan Bebas Asap Rokok sesuai Surabaya Tahun 2019

Dikky Syadqomullah, Ketua Pemuda Muhammadiyah Jatim menyoroti fenomena ini. Ia menegaskan perlunya kesadaran akan dampak buruknya, terutama di tengah budaya ketimuran Indonesia yang menjunjung tinggi tata krama dan sopan santun.


Mini Kidi--

"Kita, sebagai orang Indonesia yang menjunjung tinggi adat istiadat dan sopan santun, perlu berpikir bersama tentang dampak negatif merokok di jalan raya," ujar Dikky kepada memorandum.co.id.

BACA JUGA:Berkendara sambil Merokok di Jalan Umum Bisa Disanksi

Ia menekankan bahwa asap rokok sangat mengganggu kenyamanan orang lain, sebuah pertimbangan penting yang sering kali terabaikan oleh para perokok.

"Harapan kami, marilah kita lebih sadar diri dan tidak merokok di tempat umum," imbuhnya.

BACA JUGA:PP 28/2024 Dinilai Rugikan Petani dan Buruh Rokok, Elemen Buruh Desak Pemerintah Mencabut Regulasi

Dikky mengenang masa lalu, di mana merokok lebih bersifat pribadi dan terselubung. Dulu, perokok memiliki rasa malu dan akan menyingkir sejenak agar tidak mengganggu orang lain. Namun, kini, merokok seolah menjadi tren gaya hidup, dipengaruhi oleh citra 'gagah' yang kerap ditampilkan di media massa dan televisi.

"Padahal, merokok sama sekali tidak identik dengan kegagahan. Cuma tren orang merokok itu gaya, seolah-olah terlihat gagah. Itu tidak sama sekali dan tidak ada hubungannya. Cuma di televisi disiarkan mereka terlihat luar biasa dan menjadi tren," ungkap Dikky, membantah mitos yang terbangun di masyarakat.

BACA JUGA:Merokok di Tempat Umum: Panduan Bertanggung Jawab

Untuk mengatasi masalah ini, Dikky mengajukan beberapa solusi komprehensif. Pertama, pemerintah perlu terus-menerus mengulang sosialisasi tentang bahaya merokok, dengan menekankan dampak baik (bagi yang berhenti) dan buruknya (bagi kesehatan dan lingkungan sekitar).

Meskipun cukai dan harga rokok sudah dinaikkan, hal itu belum cukup efektif. Perlu ada pengetatan regulasi agar penjualan rokok tidak sembarangan.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Intensifkan Sosialisasi dan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok

"Bukannya kami melarang, kami juga pernah merokok, tetapi kami sudah berhenti. Ini menunjukkan kesadaran diri," ungkap Dikky, memberikan contoh langsung.

Dikky juga menyarankan agar pemerintah mengurangi, bahkan menghilangkan, kampanye rokok di tempat umum, baik di jalan raya maupun televisi. Kampanye yang gencar ini justru dapat memicu minat merokok, terutama pada anak-anak dan remaja yang rentan.

BACA JUGA:Jutaan Batang Rokok Ilegal Disita dalam Razia Gabungan di Jembatan Suramadu

Terakhir, Dikky menekankan pentingnya penyediaan tempat khusus merokok yang tidak terlalu mencolok.

"Tempat-tempat tersebut harus direncanakan dengan baik agar tidak menarik minat orang lain untuk merokok," ujarnya.

Menurut Dikky, inti dari semua imbauan ini adalah agar para perokok lebih sadar diri dan tidak memamerkan kebiasaan merokok di depan umum.

BACA JUGA:Pemkot Masifkan Operasi Rokok Ilegal, Kasatpol PP: Pelanggar Dihukum 5 Tahun Penjara

"Merokok itu tidak gagah, dan sebaiknya dilakukan secara tersembunyi," pungkas Dikky. (rio)

Sumber: