Mengenal Dekan FK Untag Surabaya, Tangani 144 Kasus Bayi Kembar Siam

dr Poerwadi SpB SpBAK.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID-Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Untag Surabaya dr Poerwadi SpB SpBAK mengungkapkan bahwa menjadi dokter bedah anak bukan sekadar profesi, melainkan keputusan yang didasarkan pada panggilan hati.
Selama puluhan tahun menjadi seorang dokter, anggota Persatuan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (Perbani) ini dikenal memiliki pengalaman dalam menangani kasus kembar siam di Indonesia.
Hingga kini, Poerwadi telah menangani sekitar 144 kasus bayi kembar siam, baik yang baru lahir maupun yang berada dalam kondisi kritis.
Selain aktif dalam dunia medis, ia juga sering mengedukasi masyarakat mengenai kondisi ini agar orang tua lebih siap menghadapi kemungkinan tersebut.
BACA JUGA:UB Sukses Raih Peringkat 7 di EduRank
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Pastikan Akses Layanan JKN Tetap Terbuka Selama Libur Lebaran 2025
--
"Bagi saya, menjadi dokter bedah anak bukan sekadar profesi, tetapi sebuah panggilan hati. Anak-anak adalah tunas bangsa yang harus diselamatkan. Mereka adalah manusia suci dan amanah yang Tuhan hadirkan ke dunia. Saya merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi mereka," ungkapnya, Rabu, 19 Maret 2025.
Poerwadi merupakan anggota Persatuan Dokter Spesialis Bedah Anak Indonesia (Perbani). Selain menjadi dekan, dia juga aktif berpraktik di Rumah Sakit Darmo dan Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya.
Sebagai dokter bedah anak, Poerwadi tidak hanya menimba ilmu di dalam negeri, tetapi juga mengenyam pendidikan di berbagai negara seperti Belanda, Jepang, dan China.
Ia menyelesaikan pendidikan spesialis bedah anak di Universitas Pengukuhan Kolegium Ilmu Bedah Anak Indonesia dan terus mengembangkan keahliannya di bidang bedah anak.
Saat ditanya mengenai kasus paling sulit yang pernah ditangani, Poerwadi berbagi kisah yang cukup mengharukan.
"Jika sebuah kasus sudah dirujuk ke saya, biasanya memang sudah sangat rumit. Saya pernah menangani kembar siam yang masing-masing memiliki paru-paru dan hati, tetapi salah satunya tidak memiliki jantung," bebernya.
"Ada juga kasus di Batam, di mana bayi kembar siam memiliki paru-paru yang menyatu. Saat itu, saya sangat tersentuh karena sang ayah mengenakan kaus bertuliskan ‘Selamat Menjalankan Operasi Kembar Siam’ sebagai bentuk dukungan kepada kami," kenangnya. (bin)
Sumber: