Perusahaan Distribusi Air Galon Gembong Sayuran Sepi dan Tutup Usai Aksi Warga

Kondisi Perusahaan Distribusi Galon Tutut dan sepi dari aktivitas pegawai--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Setelah aksi warga RT 7 RW 4 yang menuntut penutupan operasional perusahaan distribusi air galon milik Adi Seputro Wongso, lokasi perusahaan tersebut kini terlihat sepi dan tidak ada aktivitas sama sekali.
Warga sebelumnya telah melaporkan berbagai masalah yang timbul akibat operasional perusahaan, termasuk kerusakan infrastruktur jalan dan ketidakpatuhan terhadap kesepakatan bersama.
BACA JUGA:Warga RT 7/RW 4 Jalan Gembong Sayuran Sepakat Tutup Akses Usaha Air Minum setelah Kunjungan Wawali
Mini Kidi--
Perusahaan ini bergerak di bidang distribusi air galon, telah beroperasi selama bertahun-tahun di wilayah tersebut. Namun, warga mengeluhkan dampak negatif yang ditimbulkan, seperti kerusakan jalan akibat truk-truk pengangkut galon yang sering melintas. Selain itu, perusahaan juga dituding tidak memiliki izin operasional yang lengkap.
Warga RT 7 RW 4 telah memberikan toleransi, namun masalah terus menumpuk tanpa ada tindakan perbaikan dari pihak perusahaan. Akhirnya, warga memutuskan untuk melakukan aksi dan melaporkan masalah ini ke pihak berwenang.
Matruji, staf kelurahan Kapasan, menyatakan bahwa masalah ini seharusnya diselesaikan di tingkat RT RW tanpa perlu berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Didemo Warga dan Didesak Mundur, Ini Penjelasan Lurah Banjar Sugihan
"Diajak ngomong, jangan sampai ke atas, diselesaikan ke RT RW sudah cukup, kalau memang mau diselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.
Namun, menurut Matruji, pihak perusahaan tidak kooperatif.
"Dia itu enggak mau, susah untuk ditemui, dari kelurahan sudah mengirim surat namun tetap pemilik perusahaan menolak menemui dengan segala macam alasan," jelasnya.
BACA JUGA:Ini Penjelasan Pemkot Surabaya Tanggapi Aksi Demo Warga Korban Surat Ijo
Matruji juga menambahkan bahwa warga sudah berulang kali melaporkan kerusakan jalan yang disebabkan oleh aktivitas perusahaan.
"Warga itu jengkel. Mereka sudah melaporkan, tapi tidak ada tindakan. Akhirnya, warga yang memperbaiki sendiri," ucapnya.
Sumber: