Perut Membiru, Puluhan Babi di Tosari Mati Misterius

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan pengecekan kesehatan babi--
PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Para peternak babi di Desa Wonokitri dan Sedaeng, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dibuat kelimpungan. Bagaimana tidak. Dalam beberapa hari terakhir, puluhan babi sebagai piaran mereka dilaporkan mati mendadak. Gejala yang ditimbulkan hampir sama, yakni perut membiru.
Berdasarkan data yang dihimpun, setidaknya 75 ekor babi telah menjadi korban kematian misterius ini. Rina Nikasari, salah seorang peternak di Desa Wonokitri, menceritakan, sebelum mati, babi-babinya menunjukkan gejala yang tidak biasa, seperti nafsu makan menurun dan ketakutan terhadap air.
“Saya sangat terkejut dan sedih. Babi peliharaan saya yang sudah siap dijual harus mati mendadak,” ujar Rina, salah satu peternak babi, Kamis 13 Februari 2025.
BACA JUGA:Peternak di Kabupaten Pasuruan Andalkan Obat Alami, Waspada Penyebaran PMK
Kepala Desa Wonokitri, Wirya Aditya mengungkapkan, kasus kematian massal ini telah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi para peternak.
“Rata-rata, setiap babi yang mati memiliki bobot di atas satu kuintal dengan nilai jual hingga Rp 10 juta per ekor,” ungkapnya.
Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah mengungkapkan, pihaknya telah mengambil sampel darah dari babi yang mati untuk diperiksa di laboratorium.
“Kami menduga ada virus yang menyebabkan kematian ini, namun masih perlu pemeriksaan lebih lanjut,” jelasnya.
BACA JUGA:16 Sapi Dilaporkan Mati, DPRD Pasuruan Desak Dinas Peternakan Lebih Serius Tangani PMK
Alfi menambahkan, kasus kematian massal pada babi bukanlah hal baru di Kabupaten Pasuruan. Pada 2022, wabah African Swine Fever (ASF) pernah melanda daerah ini. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah kasus saat ini disebabkan oleh virus yang sama.
“Hasil pemeriksaan laboratorium akan keluar dalam waktu 5-7 hari ke depan. Kami berharap hasil ini dapat segera diketahui agar kita dapat mengambil langkah-langkah penanganan yang tepat,” pungkas Alfi. (Hari Mujianto/Muh Hidayat)
Sumber: