DPRD Jatim Desak Tindakan Serius Bahaya Jebakan Tikus Listrik

DPRD Jatim Desak Tindakan Serius Bahaya Jebakan Tikus Listrik

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Insiden penggunaan jebakan tikus beraliran listrik di Ngawi sering kali memakan korban jiwa, memicu kekhawatiran. Menyikapi peristiwa ini, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono mendesak tindakan serius untuk mengatasi bahaya praktik tersebut.

Menurutnya, pendekatan komprehensif diperlukan untuk melindungi petani sekaligus mencegah terulangnya kejadian serupa.

Karena itu, metode pengendalian hama yang lebih aman bisa diterapkan. Politisi PDIP ini menyebut pentingnya program pelatihan bagi petani.

“Pemerintah harus segera bertindak untuk mengedukasi petani tentang bahaya jebakan tikus beraliran listrik, baik bagi manusia maupun lingkungan,” ujar Deni Wicaksono.

BACA JUGA:5 Hari 2 Petani Gresik Tewas Tersetrum Jebakan Tikus, Ini Komentar Dinas Pertanian

Politisi PDIP ini menyebut pentingnya edukasi, regulasi yang tegas juga dianggap mendesak. Deni mendorong pemerintah daerah untuk segera merumuskan aturan yang melarang penggunaan jebakan listrik di lahan pertanian, lengkap dengan sanksi tegas bagi pelanggar. 

“Peraturan ini penting untuk memastikan keselamatan semua pihak. Jika dibiarkan, korban akan terus berjatuhan,” tambahnya.

Deni juga menyebut perlunya alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dan aman. Ia menyarankan penggunaan predator alami seperti burung hantu, jebakan manual, atau pestisida biologis. 

“Pemerintah seharusnya memberikan subsidi atau bantuan alat pengendalian tikus yang aman agar petani tidak lagi tergoda menggunakan metode berbahaya ini,” imbuhnya.

BACA JUGA:Terulang Kembali, Petani di Benjeng Gresik Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus

Lebih jauh, Deni mendorong adanya kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh. Pemerintah daerah, dinas pertanian, dan lembaga penelitian perlu duduk bersama mencari solusi inovatif. Ia juga menekankan pentingnya gotong royong masyarakat dalam pengendalian hama. 

“Semua pihak harus dilibatkan, ini bukan hanya tugas pemerintah,” tegasnya.

Deni menegaskan kasus di Ngawi ini menjadi pengingat bahwa penggunaan teknologi di sektor pertanian harus memperhatikan keselamatan manusia. Dengan mempromosikan teknologi modern, seperti alat pengusir tikus berbasis suara ultrasonik atau drone, Deni yakin pertanian yang aman dan produktif dapat diwujudkan tanpa mengorbankan nyawa.

“Kita semua bertanggung jawab untuk memastikan tragedi ini tidak lagi terjadi. Edukasi, regulasi, dan inovasi adalah kuncinya,” pungkas Deni.(day)

Sumber: