Warga Gunung Anyar Harapan Berharap Akses Jalan yang Diportal Dibuka

Warga Gunung Anyar Harapan Berharap Akses Jalan yang Diportal Dibuka

Portal di Rungkut Menanggal yang meresahkan warga.-Arif Alfiansyah-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Polemik terkait pemortalan jalan di kawasan Perumahan Rungkut Menanggal Harapan (RMH) dan Gunung Anyar Harapan (GAH) masih berlanjut. Sejumlah warga GAH, khususnya di RW 05, mengeluhkan penutupan akses jalan utama yang dilakukan oleh RW 04 RMH. 

BACA JUGA:Cegah Aksi Curanmor, Pengurus Kampung RW 4 Wonokusumo Aktifkan Portal dan Pasang Belasan CCTV

Tindakan ini dinilai sangat menghambat aktivitas sehari-hari warga dan menimbulkan kekhawatiran akan kesulitan mengakses bantuan saat terjadi keadaan darurat seperti banjir atau kejadian yang tidak diinginkan seperti kebakaran. 

Sugiarto Aliman, warga RW 05 GAH, mengungkapkan kekecewaannya dan penutupan sepihak oleh RW 04 RMH. Ia mempertanyakan alasan penutupan jalan tersebut, terutama mengingat kedua perumahan memiliki sejarah pembangunan yang sama.

"Kami satu developer, satu siteplan dengan RW 04 RMH. Hanya terpisah sungai sehingga berbeda kelurahan,” tegasnya. 

Warga GAH berpendapat bahwa penutupan jalan ini juga terkait dengan proses serah terima prasarana, sarana umum (PSU) dari Pemerintah Kota Surabaya. Mereka menuntut hak yang sama dengan warga RMH untuk dapat menggunakan jalan yang selama ini ditutup. 

BACA JUGA:Jangan Salahkan Petugas, Ternyata Ini Penyebab Mobil Damkar Telat, Minimal Portal 4,2 Meter

"Saat terjadi banjir seperti waktu lalu, kami membutuhkan akses alternatif. Kami menanyakan perihal keterlambatan proses serah terima PSU dari jadwal yang semestinya dari pihak Pemkot Surabaya," ujar Sugiarto.

Sementara itu, Safri Matondang, warga RT 14/RW 04 RMH menjelaskan penutupan jalan yang sudah berlangsung selama 3 tahun ini telah membatasi akses warga menimbulkan kekhawatiran akan potensi bahaya jika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran

"Penutupan jalan yang dilakukan selama 24 jam. Akses kami kemana-mana jadi sangat terbatas. Kalau ada kebakaran atau kejadian darurat, kami khawatir tidak bisa mendapatkan bantuan dengan cepat," ujarnya. 

Padahal, sebenarnya warga memiliki tiga akses jalan di wilayah mereka. Namun, karena pemortalan, hanya satu akses yang bisa digunakan. Alasan utama penutupan ini adalah untuk meningkatkan keamanan kawasan. Namun, ironisnya, pemortalan justru membuat warga merasa tidak aman.

"Yang namanya RT masing-masing ingin aman, itu jalannya di portal di setiap RT. Alasannya untuk faktor keamanan," ujarnya. (alf)

Sumber: