Kakanwil Bahtiar Meminta Kemenag Menjadi Garda Antikorupsi
Kakanwil Kemenag Jatim Akhmad Sruji Bahtiar di acara tasyakuran Hari Amal Bhakti (HAB) ke-79 di Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo.-Eko Hardianto-
PROBOLINGGO, MEMORANDUM.CO.ID - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Jatim Dr H Akhmad Sruji Bahtiar menegaskan pentingnya penguatan Unit Pengendalian Gratifikasi di lingkungan kemenag. Penguatan ini dinilai krusial dalam mencegah praktik korupsi, pungutan liar, dan Gratifikasi di tubuh instansi pemerintahan.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenag Jatim Buka Pameran Memorandum Umrah Holiday Expo 2024
Pernyataan itu disampaikan Bahtiar usai menghadiri acara tasyakuran Hari Amal Bhakti (HAB) ke-79 di Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo, Jumat 3 Desember 2024.
Ia menegaskan, pengendalian gratifikasi bukan sekadar formalitas, tetapi harus menjadi praktik nyata di setiap lini kerja kemenag.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenag Jatim Apresiasi Memorandum Gelar Pameran Umrah Holiday Expo 2024
“Pengendalian gratifikasi harus dimulai dari kesadaran pribadi. Setiap ASN (aparatur sipil negara) harus memiliki motivasi untuk menghindari gratifikasi, korupsi, dan pungli. Di sisi lain, pengendalian ini harus diperkuat dengan regulasi dan sistem yang telah dibangun oleh Kementerian Agama,” ujar Bahtiar.
Ia menekankan, jika pengendalian tidak berjalan optimal, konsekuensi hukum akan menanti.
“Kami ingin memastikan bahwa korupsi, gratifikasi, dan pungli di lingkungan Kemenag Jatim tidak pernah terjadi, apalagi terulang,” tegasnya.
Bahtiar, juga menyoroti peran strategis kemenag sebagai penyeimbang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, Indonesia bukan negara agama maupun negara sekuler, melainkan negara dengan falsafah Pancasila yang menghargai nilai-nilai keagamaan.
BACA JUGA:Dibuka Kakanwil Kemenag Jatim, Memorandum Umrah Holiday Expo 2023 Tawarkan Beragam Promo Menarik
“Kemenag hadir untuk menjembatani kebutuhan spiritual masyarakat tanpa memihak pada satu agama tertentu. Kami hadir untuk memastikan kehidupan beragama berjalan harmonis,” katanya.
Terkait isu intoleransi, Bahtiar menyebut, Jatim sebagai provinsi yang relatif kondusif. Tingkat toleransi antarumat beragama di wilayah ini terbilang tinggi.
“Intoleransi di Jatim sangat minim. Kesadaran masyarakat dalam memahami ajaran agama yang baik menjadi kuncinya. Semua agama mengajarkan kebaikan, tidak ada yang mengajarkan kekerasan atau intoleransi,” imbuhnya.
BACA JUGA:Dahlan Iskan Bersama Kakanwil Kemenag Jatim Buka Memorandum Umrah Ramadan Expo 2023
Sumber: