Sketsa untuk Harapan: AJI Jember dan Achmad Supandi Edukasi Ilustrasi Ramah Perempuan
Achmad Supandi Edukasi Ilustrasi Dihadapan para tamu dan peserta diskusi --
JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID - Kekerasan seksual terhadap perempuan masih menjadi masalah serius di Indonesia.
Dalam upaya memberikan dukungan kepada korban dan mengubah narasi media, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jember bersama pelukis senior Achmad Supandi menggelar acara “Sketsa untuk Harapan: Ilustrasi Ramah Perempuan, Menghapus Luka, Menggenggam Harapan”.
Acara ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16HAKTP).
BACA JUGA:Soal Pemerasan Berkedok Wartawan, AJI Jember Ajak Masyarakat Tak Takut Lapor
Kegiatan yang berlangsung di Aula Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember ini menghadirkan diskusi interaktif dan workshop sketsa.
Tujuan utama acara ini adalah untuk mengedukasi media, khususnya desainer grafis, jurnalis, dan content creator, tentang pentingnya ilustrasi yang tidak hanya informatif tetapi juga humanis dan suportif terhadap korban kekerasan seksual.
Dalam diskusi, para peserta diajak untuk memahami bahwa ilustrasi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk persepsi publik terhadap suatu isu. Ilustrasi yang tidak sensitif dapat memperparah trauma korban dan memperkuat stigma negatif terhadap mereka.
BACA JUGA:Aji Jember Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Pemerasan Mengatasnamakan Wartawan
Oleh karena itu, penting bagi para pelaku seni dan media untuk menciptakan ilustrasi yang:
Melindungi martabat korban: Menghindari eksploitasi visual dan fokus pada kekuatan serta proses pemulihan korban. Menghapus narasi menyalahkan korban: Menampilkan korban sebagai individu yang bermartabat dan kuat. Menginspirasi harapan: Menggambarkan masa depan yang lebih baik bagi korban dan mendorong perubahan sistem.
Kolaborasi Seni dan Media untuk Perubahan. Acara ini juga menjadi wadah bagi para peserta untuk berkolaborasi dan menciptakan karya seni yang inspiratif. Melalui sketsa, mereka mengeksplorasi berbagai tema seperti transformasi korban menjadi penyintas, solidaritas, dan harapan. Karya-karya ini diharapkan dapat menjadi kampanye visual yang kuat untuk mendukung korban kekerasan seksual.
Achmad Supandi, selaku pelukis senior yang terlibat dalam acara ini, menekankan pentingnya peran seni dalam mendorong perubahan sosial.
“Seni memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan pikiran manusia. Melalui ilustrasi, kita dapat mengubah cara pandang masyarakat terhadap korban kekerasan seksual,” ujarnya. Selasa 10 Desember 2024.
Sumber: