Pembebasan Lahan Lambat, Proyek Pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan Terancam Molor
Proyek pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan di sekitar pertigaan lampu lalu lintas Babatan Unesa.--
"Bayangkan jika jalan di Surabaya sudah lebar, tetapi di sisi Gresik masih sempit. Tentu saja akan terjadi penumpukan kendaraan dan kemacetan yang parah. Diharapkan Pemkab Kabupaten Gresik menyambut dengan menyambung akses dari Surabaya" jelasnya.
Oleh karena itu, legislator dari Fraksi PSI ini meminta agar Pemkot Surabaya segera melakukan koordinasi dengan Pemkab Gresik terkait pelebaran jalan ini.
BACA JUGA:Warga Banjarsari Minta Pelebaran Jalan dan Air Bersih, Ini Penjelasan Bupati
"Saya kira waktu masih cukup, tetapi sebaiknya persiapan sudah dimulai sejak sekarang. Idealnya, Pemkab Gresik sudah mulai bergerak paling lambat tahun 2026," tegasnya.
Josiah Michael, mendesak adanya koordinasi yang lebih intensif antara Pemerintah Kota Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Gresik terkait proyek pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan. Proyek yang ditargetkan rampung hingga perbatasan Gresik pada tahun 2027 ini dinilai krusial untuk mengatasi masalah kemacetan di kawasan tersebut.
"Upaya Pemkot Surabaya untuk melebarkan Jalan Menganti hingga perbatasan Gresik patut diapresiasi," jelasnya.
Sementara pantauan Memorandum di lapangan menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas di pertigaan Jalan Babatan Unesa semakin padat dan kompleks. Penyempitan jalan akibat proyek pelebaran memaksa pengendara untuk lebih berhati-hati, terutama mereka yang melintas dari arah timur menuju barat.
Deretan water barrier yang dipasang di tengah jalan memang bertujuan untuk mengatur lalu lintas, namun juga menyisakan ruang yang terbatas bagi kendaraan.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan dengan adanya galian proyek di sisi selatan menambah potensi bahaya bagi pengguna jalan, terutama pada malam hari ketika visibilitas terbatas.(alf)
Sumber: