Bupati Bangkalan Pesan 33 Ribu Masker ke UMKM
Bangkalan, Memorandum.co.id - Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron punya cara sendiri untuk mendongkrak pendapat para pelaku UMKM. Bupati yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan covid 19. "Caranya, Bapak Bupati memesan masker lokal non medis buatan perajin UMKM,” kata juru bicara (jubir) Tim Gugus Tugas Covid 19, Dr Agus Zein Sugianto,MPd, Senin (20/4/2020). Tak tanggung-tanggung, jumlah total masker lokal pesanan Ra Latif, panggilan akrab Bupati Bangkalan itu sebanyak 33.000 masker. Tanggung jawab pembuatan masker sebanyak itu diamanatkan kepada tujuh perajin (usaha jahit) UMKM di lingkup Kecamatan Bangkalan. Kepedulian Ra Latif untuk tetap memacu semangat kerja para pengusaha UMKM tidak hanya sebatas itu. Seperti Sabtu dan Minggu (19/4) kemarin, Ra Latif didampingi aggota Forkopimda dan personal Tim Gugus Tugas, turun langsung blusak-blusuk meninjau proses pembuatan 33.000 lebih masker pesanannya. Diantaranya, Ra Latif dan rombongan meninjau proses pembuatan masker lokal produk perajin UMKM di Jalan KH Moh Kholil Gang VIII dan Jalan KH Moh Yasin di Kecamatan Bangkalan Kota. “Alhamdulillah, saya amati produksi masker lokal bikinan para perajin UMKM di Bangkalan cukup berkualitas. Baik disain maupun kualitasnya tak kalah dibanding produk pabrikan,” komentar Ra Latif, ketika menijau perajin UMKM di Jalan KH Moh Yasin. Hasilnya, jika pesanan itu sudah tuntas nanti, akan segera disebar dan dibagi-bagikan secara gratis kepada warga miskin di lingkup Kecamatan Bangkalan Kota dan sekitarnya. Kebijakan ini, menurut Ra Latif, juga merupakan bagian dari upaya Tim Gugus Tugas untuk mempercepat putusnya mata rantai penyebaran covid 19 di Bangkalan. Di sisi lain, pesanan 33.000 lebih masker lokal itu juga diproyeksikan untuk mengurangi beban ekomoni para pengusaha kecil dalam lingkup UMKM. Menurut Ra Latif, mereka, termasuk para penguhasa konveksi kecil-kecilan, dalam dua bulan terakhir ini mengalami pailit rejeki akibat pandemi covid 19. Produk mereka jadi kehilangan pangsa pasar karena sepi pembeli, menyusul pemberlakukan physical dan social distancing. Dampaknya pendapatan harian mereka jadi merosot drastis. Bahkan nyaris tanpa penghasilan.”Nah, mereka ini kita bantu dengan cara pesanan masker itu. Maksudnya, agar karya mereka tidak terputus, sedangkan secara ekomis juga ada pemasukan rejeki,” punkas Ra Latif. (ras/gus).
Sumber: