Datangkan CSR, Cawawali Dimyati Sebut Ikon Kota Malang Diperkuat
Datangkan CSR, Cawawali Dimyati Sebut Ikon Kota Malang Diperkuat-Ariful Huda-
MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Kampung tematik yang menjadi salah satu ikon Kota Malang perlu dikuatkan pada kurun waktu mendatang. Keberadaan kampung tematik ini berdampak pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
BACA JUGA:Ormas Malang Abadi Siap Menangkan Abah Anton-Dimyati, Kawal hingga 5 Tahun
Untuk itu, diperlukan sosok pemimpin yang memahami kondisi tersebut dan memiliki semangat untuk mengembangkannya.
Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 3 Dimyati Ayatulloh menegaskan sosok Cawali Kota Malang H Anton akan berkomitmen untuk menguatkan kampung tematik yang jumlahnay sekitar 15 titik.
BACA JUGA:Ribuan Jemaah Ponpes Darul Falah Doakan Abah Anton-Dimyati Ayatulloh Pimpin Kota Malang
Dimyati didampingi ulama setempat, Ustaz Mahyudin menekankan bahwa pembangunan dan pengembangan kampung tematik yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) seperti Kampung Warna Warni tidak bisa sepenuhnya mengandalkan dana APBD.
BACA JUGA:Dukungan ABADI Menguat, IHM Pilih Abah Anton-Dimyati Sudah Bulat
Ini menurutnya memerlukan pemimpin yang memiliki visi dan jaringan kuat untuk menarik sumber dana alternatif.
“Kita butuh sosok pemimpin yang memahami betul dinamika pembiayaan seperti Abah Anton. Jika tidak, program yang sudah ada bisa mandek. Abah Anton dan saya akan mendatangkan CSR untuk membiayai pembangunan Kota Malang,” jelasnya.
BACA JUGA:Kunjungi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Sampaikan Janji Ini
Bersamaan, dikatakan bahaya praktik politik uang yang kerap menjadi ancaman dalam proses demokrasi. Penggunaan sembako atau amplop sebagai alat politik merusak esensi pemilu yang seharusnya bersih dan adil.
“Pemimpin yang lahir dari cara-cara semacam itu cenderung membawa kebijakan yang tidak pro-rakyat,” ucapnya.
BACA JUGA:Abah Anton-Dimyati Datangi Pasar Besar, Ini Kata Mereka
Dalam suasana politik yang memanas, Dimyati mengimbau agar warga tetap kuat dan tidak terpengaruh oleh berita palsu dan fitnah.
Sumber: