Limbah Gas Formalin PT PAI Probolinggo Bahayakan Lingkungan?
PT Pamolite Adhesive Industry (PAI) Probolinggo.-Eko Hardianto-
PROBOLINGGO, MEMORANDUM.CO.ID - Limbah gas PT Pamolite Adhesive Industry (PAI) Probolinggo, disinyalir mencemari udara dan penduduk sekitar perusahaan. Radius pencemaran ini diperkirakan mencapai 50 hingga 100 meter.
BACA JUGA:Gudang Rongsokan Terbakar, Korban Merugi Puluhan Juta Rupiah
Gas dimaksud adalah sisa pembakaran formalin. Salah satu bahan dalam proses pembuatan lem, atau perekat triplek dan kayu.
BACA JUGA:Tukang Pijat Panggilan Meregang Nyawa di Kamar Kos
Noto Suwarno, ahli formalin bahan baku industri, Senin 28 Oktober 2024 siang, mengungkapkan, pembakaran formalin pada PT PAI, masih menggunakan teknologi lama. Akibatnya, gas buang dihasilkan lama-lama membahayakan lingkungan sekitar.
“Saya melihat dari luar perusahaan saja sudah tahu. Itu teknologi pembuangan gas formalin, pakai silver katalis. Teknologi lama itu, dipakai antara 1970 hingga 1980-an,” katanya kepada memorandum.co.id.
BACA JUGA:Kapolres Oki Ahadian Pimpin Langsung Pendistribusian 10 Ribu Liter Air Bersih
Solusinya, kata Noto, PT PAI, di Jalan Brantas KM 01 Probolinggo, itu harus membangun sistem daur ulang limbah gas formalin. Atau menambahkan emission control system unit (ECS).
“Dengan alat itu, gas yang dibuang tidak banyak. Hanya nol koma sekian persen saja. Sebab sebelum dibuang gas di daur ulang dulu pakai ECS,” sambung Noto. “Sekarang proses pembuangan gas hanya pakai seprai saja. Gas dibasahi lalu langsung dibuang ke udara,” terang Noto.
Melansir situs Distributor Resmi Gas Detector dan Jasa Kalibrasi Gas Detector, formaldehid atau formalin adalah senyawa kimia berbahaya yang umum ditemukan dalam berbagai produk rumah tangga dan industri.
BACA JUGA:Waduh! Pejabat Pemkot Probolinggo di Tes Urine oleh BNN
Walaupun penggunaannya luas, formaldehid memiliki potensi bahaya besar terhadap kesehatan manusia. Beberapa efek akibat paparan gas formaldehid, antara lain iritasi pada saluran pernapasan dan batuk terus-menerus.
Bahkan dalam kasus yang parah, paparan formaldehid, bisa mengakibatkan kesulitan bernapas dan sesak napas. Jika paparan jangka panjang dapat menyebabkan dermatitis atau peradangan pada kulit.
Formaldehid, juga menjadi pemicu kanker. Kasus ini telah diklasifikasikan sebagai karsinogen bagi manusia oleh International Agency for Research on Cancer (IARC). Paparan jangka panjang terhadap formaldehid dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker nasofaring dan leukemia.
Sumber: