Al Hassanah Foundation: Pidato Presiden Prabowo Jadi Kebanggaan Rakyat Desa

Al Hassanah Foundation: Pidato Presiden Prabowo Jadi Kebanggaan Rakyat Desa

Pendiri Al Hassanah Foundation sekaligus penggagas Mujadalah Kiai Kampung, Syekh Najib Salim Atamimi.--

PROBOLINGGO, MEMORANDUM.CO.ID - Pidato perdana Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, selepas dilantik di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Minggu 20 Oktober 2024, mendapat respon luar biasa dari rakyat Indonesia di pedesaan.

Rakyat pedesaan sangat bangga dan sekaligus menjadi harapan untuk Indonesia lebih baik.

Hal itu disampaikan oleh Pendiri Al Hassanah Foundation dan sekaligus penggagas Mujadalah Kiai Kampung, Syekh Najib Salim Atamimi, Rabu 23 Oktober 2024.

BACA JUGA:Profil dan Jejak Karir Kombes Ahrie Sonta yang Jadi Ajudan Presiden Prabowo

BACA JUGA:Inilah 4 Ajudan Presiden Prabowo Subianto dari TNI-Polri

Respon bangga dari masyarakat di pedesaan itu diketahui setelah Al Hassanah Foundation menggelar tasyakuran dan doa bersama atas pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Tasyakuran dan doa bersama dengan ribuan warga, kiai kampung, para habaib dan warga adat Tengger tersebut, di Desa Suko, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Menurut Syekh Najib, begitu populer disapa, pidato Presiden Prabowo memang sangat luar biasa. Tegas, lugas, jelas, detail, memahami persoalan hingga di kondisi di pedesaan, bermutu dan bernilai harapan luar biasa kepada rakyat dan Indonesia. 

"Rakyat Indonesia di pedesaan mengaku sangat bangga memiliki Presiden Prabowo yang tahu betul kondisi rakyat di pedesaan. Hal itu bisa dilihat dari isi pidatonya," katanya.

BACA JUGA:Kombes Pol Ahrie Sonta Jadi Ajudan Presiden Prabowo Subianto

BACA JUGA:Kadin Jatim Berharap Pemerintahan Prabowo-Gibran Segera Stabilkan Ekonomi

Mengutip penggalan pidato Presiden Prabowo, yang paling detail atas jasa masyarakat pedesaan adalah: 

  • Dan kita harus paham dan ingat selalu pengorbanan yang paling besar adalah pengorbanan dari rakyat kita yang paling miskin, wong cilik yang berjuang, yang memberi makan kepada pejuang-pejuang. Janganlah kita lupa waktu kita perang kemerdekaan kita tidak punya anggaran, APBN, pasukan kita tidak digaji.
  • Siapa yang memberi makan kepada kita? Yang memberi makan adalah para petani di desa-desa, para nelayan, para pekerja, terus menerus mereka yang mendirikan Republik Indonesia.
  • Cita-cita kita adalah melihat wong cilik iso gemuyu, wong cilik bisa senyum, bisa tertawa. Kita harus ingat bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat, kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat.
  • Kita berkuasa seizin rakyat. Kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat, setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat.
  • Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat. Kita harus mengerti selalu sadar selalu bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa di mana rakyatnya merdeka.
  • Rakyat harus bebas dari ketakutan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, bebas dari penderitaan.
  • Saudara-saudara, masih ada saudara-saudara kita usianya di atas 70 tahun masih menarik becak. Ini bukan ciri-ciri bangsa yang merdeka. Hanya kalau kita bisa wujudkan keadaan di mana rakyat sungguh merasa dan menikmati kemerdekaan, baru kita boleh sungguh-sungguh puas dan bangga dengan prestasi Indonesia merdeka.
  • Marilah kita kerja keras dan berjuang tanpa menyerah. Mari kita menghimpun dan menjaga semua kekayaan kita. Jangan mau kekayaan kita diambil murah oleh pihak-pihak lain. Semua kekayaan kita harus sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat kita.

BACA JUGA:Presiden Prabowo Lantik Staf Khusus dan Kepala Badan, Ini Daftarnya

Hal tersebut jelas Syekh Najib, yang membuat dan akan selalu diingat oleh masyarakat pedesaan.

Sumber: