Fenomena Bunuh Diri Kalangan Anak Muda, Akademisi Tekankan Pentingnya Pendekatan Multidisiplin

Fenomena Bunuh Diri Kalangan Anak Muda, Akademisi Tekankan Pentingnya Pendekatan Multidisiplin

Prof Dr Oscarius Y A Wijaya MSi MH MM CLI.--

Selain pengajaran, pendidik diharapkan menjadi penghubung bagi mahasiswa untuk mengakses layanan konseling kampus atau layanan profesional lainnya.

BACA JUGA:Pria Meloncat ke Sungai Jagir, Bunuh Diri?

“Lingkungan kampus yang kompetitif sering kali membuat mahasiswa enggan mencari bantuan, sehingga intervensi proaktif dari dosen dapat berperan sebagai langkah pencegahan,” paparnya.

Di sisi lain, penting bagi institusi pendidikan untuk menciptakan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara tuntutan akademik dan kesejahteraan mahasiswa.

Program literasi emosional dan pelatihan keterampilan koping dapat membantu mahasiswa mengembangkan daya tahan mental.

BACA JUGA: ‘Calon Pengantin’ Bom Bunuh Diri di Kota Batu Incar Tempat Ibadah

“Sehingga diperlukan pendekatan multidisiplin untuk penanganan kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa,” tandas doktoral Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ini.

Menurut Prof Oscar, penanganan bunuh diri di kalangan mahasiswa memerlukan kerja sama lintas sektor.

Pertama, sektor psikologi dan konseling. Yakni, memberikan layanan konseling yang mudah diakses dan anonim bagi mahasiswa.

BACA JUGA:Polisi Temukan Dua Video Percobaan Bunuh Diri di HP Pria Driyorejo

Kemudian sektor kesehatan masyarakat. Caranya bisa dengan mengkampanyekan kesehatan mental yang fokus pada pencegahan dan intervensi awal.

Ketiga, sektor teknologi informasi. Dengan cara monitoring penggunaan media sosial secara sehat dan meminimalkan konten yang berpotensi memicu depresi.

Terakhir adalah sektor sosiologi dan pendidikan. Yakni, menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan mendukung kesejahteraan mental semua mahasiswa.

BACA JUGA:Diduga Bunuh Diri di Jembatan Tunggul Mas, Namun Tanpa Ceceran Darah

“Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga memastikan kesehatan mental mahasiswa,” jelas Prof Oscar.

Sumber: