Penyaluran Bantuan Jaminan Hidup PDP Covid-19 di Sidoarjo Terkendala

Penyaluran Bantuan Jaminan Hidup PDP Covid-19 di Sidoarjo Terkendala

Sidoarjo, memorandum.co id - Dalam upaya penanganan penyebaran Covid-19, Pemkab Sidoarjo memberikan jaminan hidup kepada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) per tanggal 2 April 2020. Namun pada kenyataannya di lapangan, pendistribusian jaminan hidup PDP yang diisolasi secara mandiri berupa nasi kotak dengan dibantu oleh para relawan banyak menghadapi kendala. Untuk itu, Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin duduk bersama dengan para relawan mendiskusikan kendala-kendala di lapangan. Para relawan yang terlibat ialah Tagana dan Forum Relawan Sidoarjo Tangguh (Forest) yang terdiri dari relawan Sedekah Rombongan, Info Lantas Sidoarjo (ILS), Galena. “Pada kondisi semacam ini kita harus tanggap dengan kondisi masyarakat, yang pertama kita harus mencukupi anggaran dan barangnya dan yang kedua harus tepat sasaran pembagiannya dan pendataannya, “ pinta Cak Nur, sapaan akrab Wakil Bupati Sidoarjo. Cak Nur berpesan khusus untuk pembagian makanan kotak pasien PDP dan keluarganya, kepada dinas yang menangani beserta para relawan untuk berkoordinasi yang baik dengan pihak desa. "Urusannya dengan pendistribusian nasi kotak tiga kali sehari untuk pasien PDP adalah pertama sampai sasaran dan tepat waktu, waktu makan pagi, siang dan malam. Jangan sampai nasi didistribusikan ke desa, dan baru diberikan ke orangnya jam 11.00, ini bukan lagi makan pagi tapi sudah masuk waktu makan siang," tegasnya. Sementara itu, Ahmad Misbahul Munir dari Dinas Sosial Pemkab Sidoarjo menjelaskan, pihaknya membagi 3 wilayah drop makanan untuk pasien PDP setiap pagi dengan 3 mobil. "Kami ingin menyampaikan ke desa dan pihak desa menyampaikan ke alamat yang dituju. Hanya saja kendala kami saat itu belum berkoordinasi dengan Camat dan desa, karena kami belum dapat ijin dari Dinkes data ini boleh keluar atau tidak. Pada hari Sabtu kemarin kami sudah ketemu dengan para Camat, Dinkes di Dewan dan dinkes membolehkan meneruskan data tersebut ke camat. Sejak saat itu, data setiap hari jam 17.00 kami share ke Camat dan Camat yang mengedukasi ke desa. Namun ada juga kendala, bahwa keluarga dan tetangga yang didatangi mobil Dinsos setiap hari ini merasa tidak nyaman," bebernya. Dari 45 keluarga yang dikirimi petugas, hanya ada 1 keluarga yang keberatan yaitu di Kepala Desa Sumorame. "Maksudnya tidak mau menyampaikan ke alamat untuk makanan tiap hari, hanya mau kalau berupa sembako. Saat ini kami siap 4 armada untuk mengantar, namun yang pasti setiap pagi 3 armada yang keliling,” jelasnya. Sementara itu, relawan ILS, Amelia mengaku, kendala pengiriman lantaran alamatnya tidak sesuai dengan data. "Ini yang menghabiskan waktu, karena harus mencari dulu. Selain itu, APD bagi relawan juga kurang lengkap," keluhnya. Sejumlah relawan Tagana juga mengungkapkan ada beberapa Kepala Desa seperti di Sumorame, Bligo, Pabean Sedati yang menolak pendistribusian nasi kotak ini. Bahkan ada PDP yang menolak pemberian nasi kotak ini dengan alasan dari mana data penetapan PDP. Selain itu, ada juga kendala di lapangan, yakni keluarga dari pasien PDP di daerah Gedang - Porong diberhentikan dari tempat kerjanya. Padahal pasien PDP ini sudah selesai masa inkubasinya dan dinyatakan negatif. Situasi ini sangat mempengaruhi kondisi ekonomi keluarga. Berdasar beberapa kendala di lapangan untuk pendistribusian nasi kotak bagi PDP dan keluarganya ini, Wabup mengharapkan adanya koordinasi yang baik antara dinas sosial, Dinas kesehatan, Camat dan desa terkait data PDP. Wakil Bupati juga telah memberikan edaran untuk membentuk gugus tugas hingga ke tingkat desa.(wa/bwo/jok)

Sumber: