Sumur Mengering, Warga Jember Berjibaku Cari Air Bersih
BPBD Jember distribusikan air bersih ke lingkungan rumah warga--
JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID - Kekeringan berkepanjangan melanda sejumlah wilayah di Kabupaten JEMBER, Jawa Timur. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) JEMBER, sedikitnya enam kecamatan dan delapan desa mengalami krisis air bersih.
Kondisi ini menyebabkan kesulitan bagi warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Kasida, seorang warga yang tinggal di desa kaliwining, kecamatan rambipuji, jember. Sejak 3 bulan terakhir ia merasakan sulitnya mendapatkan air bersih.
"Tidak ada airnya, sumur sudah sangat dalam. Kami terpaksa mengambil air di sungai untuk mandi dan mengandalkan bantuan air bersih serta air dari bor untuk memasak," ungkapnya, Rabu 4 September 2024.
BACA JUGA:BPBD Kabupaten Madiun Distribusi 94 Ribu Liter Air Bersih ke Daerah Kekeringan
Kasida menambahkan bahwa warga setempat sudah berusaha mengeruk sumur namun hasilnya nihil. Kedalaman sumurnya yang mencapai 14 meter semakin memperparah kondisi kekeringan yang dialami.
Menanggapi situasi darurat ini, BPBD Jember telah melakukan berbagai upaya untuk meringankan beban warga yang terdampak. Penta Satria, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, sejauh ini pihaknya telah melakukan pemasangan tandon di beberapa titik daerah terdampak kekeringan.
"Kami telah menyalurkan 46 tandon air bersih ke beberapa wilayah yang mengalami kekeringan. Hasil asesmen kami menunjukkan bahwa sumur-sumur warga telah mengering dan jarak sumber mata air yang jauh dari pemukiman menjadi kendala utama."
BACA JUGA:Polres Bojenegoro Bagikan 15 Tangki Air Bersih di Sejumlah Wilayah yang Terdampak Kekeringan
Menurut Penta, BPBD Jember telah mencatat ada enam kecamatan dan delapan desa di jember yang terdampak kekeringan karena akibat kemarau panjang sehingga mendorong pihaknya untuk memenuhi air bersih masyarakat yang terdampak.
“Hasil asesmen kami itu bahwa kondisi sumur yang dimiliki warga mulai habis sehingga tidak bisa untuk kebutuhan mereka sehari-hari, sedangkan jarak sumber mata air dari rumah penduduk lebih dari 500 meter jadi indikator tersebut yang kami gunakan memenuhi kebutuhan air bersih di rumah warga” jelasnya. (edy)
Sumber: