Refleks Melati Mencopot Kausnya yang Basah… Jendul
Yuli Setyo Budi, Surabaya Rumput tetangga selalu tampak lebih hijau daripada rumput sendiri. Itu juga sangat dirasakan Ningsih (35, samaran), warga perumahan di kawasan Tandes, terjadi pada suaminya, sebut saja Wawan. Maksudnya, Wawan lebih suka memandangi dada istri tetangga yang bervolume jumbo dibanding menikmati dada istri sendiri yang hanya berukuran miniset. Keterpanaan Wawan terhadap dada tetangga baru pepet pager itu memang amat mencolok. Manajer produsen alat-alat rumah tangga yang dulu selalu molor itu berubah jadi rajin bangun pagi. Ada saja yang dilakukan. Kadang menyirami bunga atau memotongi daun-daunnya. Kalau nggak gitu, mendongker-dongker tanah tanaman-tanaman tadi. Setiap hari. Tapi, sebenarnya bukan itu tujuan Wawan. Melainkan, menunggu dan melihat istri tetangga baru yang dadanya bervolume jumbo tadi, sebut saja Melati (32). Wanita tersebut memang setiap pagi rajin senam di halaman. Sendirian. Diiringi lagu dangdut koplo dari tape recorder lawas yang kabelnya disambungkan kabel ke ruang tamu, Melati berjingkrak-jingkrak. Tentu saja ini berdampak gempa bermagnitudo besar terhadap dadanya yang jumbo. Aksesoris dada tadi manggut-manggut sesuai irama. Kadang seperti truk trailer dihajar jalan berlubang, kadang seperti tronton melintasi polisi tidur, kadang seperti odong-odong digas pol. Pemandangan itu selalu indah dinikmati, karena Melati tidak pernah memakai pakaian seutuhnya. Dia sering memakai kaus senam ketat. Kalau nggak gitu, perempuan berparas 11:12 sama Nikita Mirzani itu memakai kaus potongan di atas pusar. Bisa dibayangkan kan, apa yang terjadi? Andai sedang tidak senam pun, Melati masih memiliki daya tarik untuk dilihat. Dia punya kebiasaan memakai daster pendek saat mencegat tukang sayur di depan rumah. Fakta ini bukan tidak diketahui dan disadari Ningsih. Bukan. Dia sudah sering menegur. Hanya, Wawan yang bandel. Peringatan Ningsih tidak pernah direken. Pesannnya masuk telinga kiri dan keluar lagi masih lewat telinga kiri. Mendal. Kalaupun Wawan menanggapi teguran istrinya, pasti ujung-ujungnya terjadi cekcok. Malu-maluin. Hal seperti itu pernah terjadi. Wawan diseret ketika pura-pura menyirami bunga tapi matanya tertuju pada dada Melati yang naik-turun jingkrak-jingkrak. Air dari selang di tangan Wawan muncrat mengenai Melati. Refleks wanita ini gibras-gibras mencopot kausnya yang kebasahan. Akibatnya, aksesorisnya yang jumbo sempat menyembul keluar. Jendul… Bola mata Wawan nyaris copot melihat itu. Untung Ningsih dengan sigap berhasil ngongkek kepala sang suami, diarahkan ke tempat lain. Tapi, ada efek samping. Wawan kesakitan dan makin marah. Ditamparnya Ningsih. “Itu yang membuat Bu Ningsih sakit hati,” kata pengacara Ningsih di kantornya di seputar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, baru-baru ini. Pernah pula Wawan dikapok-kapokno karena jatuh terpeleset saat menginjak keset di depan pintu. Dia tidak memperhatikan langkahnya yang tergesa lantaran mendengar irama dangdut koplo sudah mengumandang, sementara Wawan baru selesai pipis. (bersambung)
Sumber: