Kota Malang Makin Inklusif dengan Inovasi Pembelajaran Diferensiasi

Kota Malang Makin Inklusif dengan Inovasi Pembelajaran Diferensiasi

Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memberikan semangat pada berbagai inovasi dalam dunia pendidikan.-Biro Malang Raya-

“Jadi kita latih hal-hal sederhana agar mereka bisa lebih mandiri, ya kegiatan yang sehari-hari kita lakukan,” lugasnya.

Melalui SIMBA ASIA, SMPN 2 Kota Malang juga melibatkan peserta didik lain untuk berempati kepada rekannya yang berkebutuhan khusus dengan menjadi Sahabat Siswa. Mereka direkrut tanpa diberi tahu siapa teman-teman spesialnya.

“Sahabat Siswa ini memberikan pendampingan sebaya untuk membantu fasilitasi kemampuan adaptasi dan sosial. Mereka mendampingi teman-temannya yang biasanya menyendiri, malu, atau sering di-bully. Karena anak-anak spesial itu biasanya sifatnya seperti itu,” terang Ria.

Ria menyebutkan bahwa secara garis besar tidak ada perbedaan materi pembelajaran yang diberikan pada siswa inklusi dan reguler. Namun, tenaga pendidik siap memberikan diferensiasi pembelajaran.

BACA JUGA:Pilwali Surabaya 2024, Ormas Prorakyat Bersatu Indonesia Jaya Deklarasikan Dukungan ke Eri-Armuji

Dalam SIMBA ASIA diterapkan prinsip 4P (Penyesuaian, Penyederhanaan, Penghilangan, dan Penggantian). 

“Tujuan pembelajaran yang diberikan sama, namun cara penyampaiannya berbeda, juga penilaiannya kita bedakan, dan tentunya kami beri pendampingan lebih,” ujarnya.

Dalam penerapannya, awalnya pihak sekolah mengalami kendala terutama untuk memberi pemahaman kepada para orang tua siswa, karena ada sebagian yang tidak menerima anaknya termasuk istimewa.

Pihak sekolah pun terus memberi pengertian sehingga kini dukungan terus mengalir dari orang tua untuk pelaksanaan program tersebut. 

BACA JUGA:Harga Cabai Meroket di Petani, Pemkot Surabaya Dorong Warga Tanam Cabai di Pekarangan Rumah

Alhasil, pascapenerapan SIMBA ASIA di SMPN 2, 82 persen siswa istimewa mampu mencapai rata-rata nilai akademik >80, padahal sebelumya hanya 20 persen siswa yang mencapai kriteria tersebut. Selain itu, sebelumnya hanya 15 persen guru yang mampu menerapkan pembelajaran diferensiasi, kini naik drastis menjadi 73 persen.

Sedangkan tentang inovasi NASI TIGA BERAS, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum & Guru BK SMPN 13 Kota Malang Sinthian Susan mengatakan gagasan ini sudah muncul sejak tahun 2022. NASI TIGA BERAS merupakan sebuah inovasi pembelajaran kontekstual dan kewirausahaan bagi siswa istimewa.

Tak hanya memberikan materi yang dikaitkan dengan situasi kewirausahaan, namun juga melatih siswa untuk menghasilkan produk. Sebagai contoh, sekolah memberikan keterampilan membuat telur asin juga beternak ayam ras.

Ini dilakukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri para siswa inklusi bahwa mereka juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. 

BACA JUGA:Inilah Lokasi Timnas U-20 Lakukan TC Persiapan Kualifikasi AFC

Sumber: