Berawal dari Hobi Koleksi Uang Kuno, Otie Membuka Toko Khusus Numismatik

Berawal dari Hobi Koleksi Uang Kuno, Otie Membuka Toko Khusus Numismatik

Nazym Otie Kusardi (paling kanan) bersama Masyarakat Numismatik Surabaya menunjukkan koleksi uang kuno miliknya.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Berawal dari hobi sekitar 1988, Nazym Otie Kusardi akhirnya keterusan mengumpulkan uang kuno. Bahkan, koleksinya saat ini bisa dibilang ribuan. Harganya jangan ditanya miliaran mungkin. Namun Otie menyebut, dia tidka terlalu memikirkan harga uang koleksinya. Terpenting menurutnya adalah menyalurkan hobi masa kecilnya. 

Karena itu, untuk memenuhi hobi masa kecilnya, dia membuka toko Numismatik yang menjual uang kuno serta pernak-perniknya. Uang kuno yang ia pajang di tokonya mulai dari Indonesia, Belanda dan lain-lain. Ia juga menjadi distributor tunggal terkait penyimpanan uang kuno termasuk album hingga plastik khusus. Koko Otie-sapaan karibnya membuka toko Numismatik di Pakuwon Trade Center (PTC) Blok C-8/12 Surabaya. 


Otie di depan toko Numismatik bersama anggota Masyarakat Numismatik Surabaya (MNS).--

BACA JUGA:Tercantum dalam TR Terbaru Mabes Polri, Perawat Gigi Itu Kembali ke Polda Jatim, Siapakah Dia?

“Awalnya dulu dikasih uang koin tebal Rp 100 sama orang tua. Tapi tidak dibuat jajan. Sama uang imlek. Yang baru-baru tak simpen. Sampai SMA mengumpulkan uang hanya satu macam saja,” ungkap Otie. Ketika membantu orangtuanya kerja saat keluar kota semisal Jogyakarta dan Bandung, tak lupa ia membeli uang kuno untuk menambah koleksinya.

Pada sekitar 2013, Otie mengaku mulai serius dengan hobinya. “Waktu itu saya kontak saya Om Bernard dan menceritakan mengenai koleksinya,” imbuh Otie. Dia kemudian diajak Bernard untuk melihat pameran uang kuno. Di Indonesia menurut Otie, perkembangan Numismatik kurang maksimal. “Dibanding luar negeri masih kalah. Sama Malaysia dan Singapura kalah maju Numismatik kita,” bebernya.

Kata Otie, ketika mengikuti lelang di Hongkong, ada seorang Sales Direktur perusahaan untuk alat-alat menyimpan koleksi uang duduk di sebelahnya. “Sales direktur ini heran kenapa saya beli banyak uang kuno Indonesia. Dari situ kenalan dan ngomong-ngomong dan akhirnya saya dijadikan distributor Indonesia. Istilahnya dari Sabang sampai Merauke,” bebernya.

BACA JUGA:Kapolres di Jatim Mutasi, Siapa Saja?

Otie menyebut, salah satu uang kuno miliknya adalah uang kertas 100 Gulden seri JP Coen. “Nah saya cari yang 300 Gulden seri JP Coen sangat susah. Harganya mungkin 1 lembar bisa mencapai ratusan juta,” katanya.

Ketika memutuskan membuka toko Numimastik di PTC, menurut Otie lebih kepada memuaskan hobi masa kecilnya. Selain itu, dia ingin pengunjung PTC, utamanya generasi muda saat ini menyukai hobi Numismatik. “Ketika pameran ada kolektor yang usianya 80 tahun lebih dan ada juga yang masih SMA. Ini menunjukkan bahwa hobi ini tidak ada matinya,” bebernya.

BACA JUGA:5 Kapolres di Jatim Berganti

Pengalaman Otie sebagai seorang Numismatik, ia pernah menjual koin emas 10.000 terbitan 1970 seharga Rp180 juta. “Yang mahal ada juga yang 20.000. Tapi saya tidak tahu harganya,” katanya. Di bagian akhir, Otie berharap, Masyarakat Numismatik Surabaya (MSN) wadah penggemar uang kuno di Kota Pahlawan makin kompak untuk bersama-sama meneruskan hobi mereka kepada generasi penerus.

Di bagian lain, Boy George Rahman, Ketua MNS menyebut, apa yang dilakukan Otie adalah salah bukti bahwa hobi bisa mengalahkan segalanya. “Koko Otie adalah salah satu anggota MNS yang cukup serius. Koleksinya juga luar biasa. Makanya ketika ia membuka toko Numismatik saya langsung mendukungnya. Sebab, ini menjadi bagian dari MNS untuk lebih mengenalkan Numismatik di Surabaya khususnya dan Indonesia pada umumnya,” pungkas pak Boy yang juga anggota Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Surabaya ini. (*) 

 

Sumber: