Inovasi Gelis Maca, Pj Wali Kota Malang Dorong Penguatan Minat Baca dan Tulis
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menerima buku ‘Biografi Dr Ir Wahyu Hidayat: Dari Rotterdan ke Kota Malang’.-Biro Malang-
MALANG, MEMORANDUM - Pj Wali Kota Malang Dr Ir Wahyu Hidayat MM mengapresiasi lahirnya inovasi bernama ‘Gelis Maca’ (Gerakan Literasi Masyarakat Membaca) yang kini dilaksanakan di semua kelurahan se Kota Malang.
Inovasi Gelis Maca oleh Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Dispussipda) Kota Malang diharapkan selain meningkatkan kecakapan berbahasa, utamanya membaca dan menulis, juga dapat berpengaruh besar terhadap sumber daya manusia di Kota Malang.
Pj Wali Kota Malang menyampaikan inovasi ini akan tersu didorong agar semakin membumi. “Inovasi Gelis Maca ini ada di rumah pintar di seluruh kelurahan Kota Malang. Dengan Gelis Maca tentunya minat baca masyarakat semakin tinggi dan juga meningkatkan kualitas SDM,” ujarnya, Senin 10 Juni 2024.
Menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dinilai cukup penting untuk menambah pengetahuan masyarakat dari berbagai cabang ilmu. Ini tentunya akan berdampak positif terhadap kualitas SDM di era saat ini.
BACA JUGA:DPRD Apresiasi Pemkot Malang Tetap Ingin Pencapaian APDB di 2024
Begitu pula, kecakapan berbahasa menulis juga menjadi nilai lebih dalam peningkatkan kualitas SDM. Harapannya, memlaui rumah pintar di didirikan di setiap kelurahan dapat memberikan ruang kreatif bagi masyarakat di sekitarnya.
Pj Wali Kota mengaku bangga dengan lahirnya buku berjudul ‘Biografi Dr Ir Wahyu Hidayat: Dari Rotterdan ke Kota Malang’ yang ditulis oleh kelompok penulis anak-anak yang didampingi Dispussipda Kota Malang. “Ada anak-anak yang memiliki potensi, selain gemar membaca juga gemar menulis,” ujarnya.
Menurutnya, lahirnya buku tersebut menunjukkan anak-anak di Kota Malang memiliki potensi yang luar biasa, diantaranya dalam bidang menulis, sehingga perlu disemangati secara terus menerus agar mereka lebih kreatif dan produktif melahirkan karya.
Wahyu mengungkapkan saat bertemu dengan para penulis anak-anak ini cukup terkesan. Mereka melontarkan berbagai pertanyaan yang tidak disangka dalam mengumpulkan materi tulisan. “Seperti menanyakan ketika sekolah di Rotterdam apakah sering menonton sepaka bola,” tutur Wahyu akan segera membaca buku tersebut. (ari)
Sumber: