Lurah Harsono, Pencetus Gerakan Tukar Jelantah dengan Kepingan Emas

Lurah Harsono, Pencetus Gerakan Tukar Jelantah dengan Kepingan Emas

Lurah Jemberkidul Moh Harsono.-Biro Jember -

JEMBER, MEMORANDUM - Lurah Jemberkidul, Kecamatan Kaliwates, Moh Harsono, berinisiasi ajak warga mengumpulkan jelantah jadi rupiah. Bahkan, jika lebih banyak bisa ditukar kepingan emas.

Pria yang tinggal di dusun pinggiran selatan Kabupaten Bondowoso ini aktif sebagai pejuang unit usaha kecil dan menengah (UKM). Dia mendorong para pelaku UKM di lingkungan sekitarnya berdiri.

BACA JUGA:Naik Bus Suroboyo, Kini Lokasi Penukaran Sampah Plastik di Surabaya dan Sidoarjo Diperluas 

Tak hanya itu, dia juga merupakan aktivis lingkungan sekaligus kemanusiaan di daerahnya. Anggota dari climate change frontier (CCF) ini, juga termasuk proaktif terhadap isu penyelamatan lingkungan hingga kemanusiaan.

BACA JUGA:Masuk sebagai Pemain Pengganti, Messi Amankan Kemenangan Argentina atas Ekuador 

Menggandeng warga setempat sekaligus anak muda, dia juga membentuk komunitas manusia peduli lingkungan (MPL). Komunitas ini lebih fokus mengedukasi pentingnya menjaga dan memanfaatkan lingkungan.

Lebih jauh, dia juga menggalakkan lagi aksi menukar minyak jelantah dengan 1 liter jelantah senilai Rp 2.500 bila dikumpulkan lebih banyak lagi bisa ditukar dengan kepingan emas ukuran gramasi mini (mini gold) seberat 0,05 gram.

BACA JUGA:Pengukuhan dan Penyerahan SK Perpanjangan Masa Jabatan Kades 2 Tahun di Lumajang akan Dilaksakan Bulan ini 

"Ini yang paling banyak diminati, nanti kepingan emasnya bisa mereka gunakan untuk tabungan. Karena harga emas kan tiap harinya berubah dan bisa di tukarkan sewaktu-waktu saat harganya melambung," tambahnya. Senin 10 Juni 2024.

Pria yang juga merupakan lulusan S1 Jurusan Administrasi Publik di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Pembangunan Jember ini mengaku senang apabila bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Apalagi sebelumnya. dia sudah pernah membangun usaha kemudian mengalami kebangkrutan. Dia tak ingin jatuh lagi dan terus terpuruk. Pria yang akrab disapa Pakdhe Nono inipun mengakui, pengalaman merupakan guru terbaik.

BACA JUGA:Demi Tidak Bapuk di Copa America, Scaloni Cadangkan Messi di Friendly Match 

Hobinya untuk berkeliling kota, membawa Pakdhe Nono mengenal banyak orang-orang hebat.

"Saya suka jalan-jalan, berkeliling dari satu kota ke kota lain terutama saat ada acara-acara tertentu. Dari situ saya bertemu dengan banyak orang hebat. Salah satunya Pak Eko Baskoro", kenangnya.

Pelajaran yang  berharga menurutnya adalah jangan mudah menyerah, gali terus inovasi dan kreativitas, agar bisa membantu sesama. Terutama di tengah musim pandemi seperti ini, lanjut dia, banyak pelaku UKM yang butuh bantuan meski sekadar memasarkan.

BACA JUGA:Pemanasan Jelang Euro dan Copa America, Mbappe Gagal Cetak Gol Prancis Ditahan Kanada 

"Utamanya untuk anak milenial ini ya. Jangan mudah terlena dengan dunia maya. Jangan sampai ponsel menguasai kita. Justru ponsel itu harus kita kuasai dan manfaatkan. Contoh kalau bingung mencari UKM apa yang butuh dibantu, tinggal searching di Google, kemudian datangi ke rumahnya," tutupnya. (*)

Sumber: