Menelusuri Islam Masuk ke Sidoarjo

Menelusuri Islam Masuk ke Sidoarjo

Masjid Jami' Al Abror Sidoarjo.-Biro Sidoarjo-

BACA JUGA:Minggu Melayani, Polresta Sidoarjo Sediakan Layanan Publik di Alun-alun Kota

Namun, Wildan masih belum sepenuhnya meyakini kalau Masjid Jami’ Al Abror Kauman adalah masjid pertama dan paling tua di Sidoarjo.

“Bila melihat perjalanan masuknya Islam ke Surabaya yang dibawa oleh Raden Ali Rahmatullah yaitu Sunan Ampel yang buktikan dengan keberadaan bangunan Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel di kawasan Ampel Denta. Masjid Ampel berdiri tahun 1421 masehi, sedangkan Masjid Jami’ Al Abror Kauman berdiri tahun 1678 masehi. Ada selisih 257 tahun antara berdirinya Masjid Ampel dengan Masjid Jami’ Al Abror. Sedangkan Sidoarjo sendiri saat itu termasuk kawasan Surabaya yang jaraknya tidak jauh dari kawasan Ampel Denta. Dari selisih dua ratus lima puluhan tahun itu masih ada kemungkinan ditemukannya masjid yang lebih tua dari Masjid Jami’ Al Abror Kauman Sidoarjo,” tutur Wildan, Selasa 3 Juni 2024.

Wildan yang sudah lama menekuni bidang sejarah dan budaya itu terdorong untuk menggali lebih jauh tentang perjalanan masuknya Islam di Kabupaten Sidoarjo. Menurutnya ada hipotesis yang penting untuk disodorkan ke publik.

Pertama, Apakah Islam masuk ke Sidoarjo sesudah atau sebelum Sunan Ampel datang ke Surabaya? Jika melihat situs Masjid yang paling tua saat ini adalah Masjid Sunan Ampel maka jawaban sementara adalah masuknya Islam ke Sidoarjo setelah kedatangan Sunan Ampel ke Ampel Denta Surabaya. 

BACA JUGA:Satgas TMMD Ke-120 Kodim 0816/Sidoarjo Beri Wawasan Kebangsaan kepada Siswa TK Darma Wanita Persatuan

Kedua, Lewat jalur mana Islam masuk ke Sidoarjo, apakah lewat wilayah utara, yakni wilayah Kecamatan Taman yang berbatasan langsung dengan Surabaya, ataukah lewat wilayah Kecamatan Tarik yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto? Mengingat Mojokerto adalah pusatnya kerajaan Majapahit yang sebelum Sunan Ampel datang ke Surabaya, di Mojokerto sudah ada sesepuh Wali Songo yakni Syekh Jumadil Kubro yang makamnya berada di komplek Makam Troloyo. Ataukah Islam mulai masuk ke Sidoarjo langsung ke pusat kota melalui dakwah keturunan Nabi Muhammad SAW yang tinggal di kampung Kauman.  Disana berdiri Masjid Jami’ Al Abror, dan di belakang Masjid tersebut ada makam tua dengan nama Sayyid Salim yang diyakini merupakan salah satu pendiri Masjid Jami’ Al Abror, (Sayyid merupakan penyebutan bagi keturunan Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Husain bin Ali).

Kemudian untuk jawaban hipotesis yang kedua yakni bila melihat prasasti masjid yang paling tua di Sidoarjo saat ini yakni Masjid Jami’ Al Abror yang berdiri tahun 1678 masehi, maka Islam masuk ke Sidoarjo langsung ke pusat kota yakni Kauman, karena sampai saat ini belum dijumpai masjid lain di Sidoarjo yang usianya lebih tua dari Masjid Jami’ Al Abror.

“Saya kira ini yang akan kami telusuri, jelas ini tidak mudah karena minimnya prasasti yang disertai dengan penanda seperti misalnya tertulis tahun atau semacamnya. Selain mendatangi objek atau situ-situs seperti masjid-masjid tua dan makam – makam tua, yang akan kita lakukan nanti juga mencari literasi serta wawancara langsung dengan sejumlah tokoh yang paham tentang sejarah Islam di nusantara, khususnya kawasan Surabaya dan Gresik yang memiliki jejak Islam beririsan,” jelas Wildan.(*/jok)

Sumber: