Pilkada Surabaya 2024, Eri-Armuji Bisa Pecah Kongsi

Pilkada Surabaya 2024, Eri-Armuji Bisa Pecah Kongsi

Eri-Armuji.-Alif Bintang-

SURABAYA, MEMORANDUM - Bakal pasangan calon (paslon) Pilkada Surabaya 2024, Eri Cahyadi-Armuji, berpotensi pecah kongsi. Hal ini mengingat belum turunnya surat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan (PDI-P) terhadap pasangan petahana tersebut.

BACA JUGA:Kepemimpinan Messi di Copa America Diuji Saat Tak Muda Lagi 

Selain itu, menurut telaah Ikhsan Rosidi, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), secara kalkulasi politik, PDI-P tidak lagi sekuat dulu. Sehingga apabila memaksakan untuk mengajukan pasangan yang dua-duanya berasal dari internal partai, maka risiko kalah lebih besar. Sebab sulit menarik ceruk konstituen atau pemilih dari luar partai.

BACA JUGA:Misi Berat Messi Mempertahankan Gelar Juara di Copa America 2024 

"Dalam situasi yang masih abu-abu seperti sekarang, bukan tidak mungkin hal itu terjadi (Eri-Armuji pecah kongsi). Ditambah tekanan efek kemenangan Prabowo, yang sekali lagi di belakangnya ada kekuatan politik Jokowi, maka kans Eri-Armuji akan lebih berat lagi jika nanti harus berhadap-hadapan dengan calon dari Gerindra dan koalisinya," ujarnya.

BACA JUGA:Ditinggal Messi, Inter Miami Bisa Apa? 

"Sehingga sangat mungkin PDI-P hanya akan mengusung salah satu calon di antara Eri Cahyadi dan Armuji," kata Ikhsan, Senin, 3 Juni 2024.

BACA JUGA:Cetak 12 Gol, Messi Tinggalkan Inter Miami 

Meski demikian, hingga sekarang belum ada paslon lain yang benar-benar diusung oleh partai besar seperti Gerindra, Golkar, Demokrat, PKS, NasDem, PAN, PPP, PSI, dan lain sebagainya. Yang mengeluarkan rekom baru PKB. Yakni, untuk paslon Eri-Armuji.

BACA JUGA:Messi Cetak Gol, Inter Miami Kalah untuk Kali Ketiga di MLS Musim Ini 

Ikhsan menilai, ada beberapa hal yang menjadi penyebab masih belum terbitnya rekom dari partai partai besar terkait Pilwali Surabaya.

BACA JUGA:Messi Main, Inter Miami Kembali Raih Kemenangan di MLS 

Pertama, Pilkada 2024 yang dilakukan serentak sekaligus di ratusan daerah menyebabkan parpol harus menyiapkan juga ratusan kader sebagai calon yang akan bertanding sebagai pimpinan daerah. Sehingga secara internal hal tersebut memakan waktu karena proses yang panjang dan rumit.

BACA JUGA:Gila! Serbet Messi Terjual Rp 15,4 Miliar di Rumah Lelang Inggris 

"Tidak heran sampai saat ini sebagian besar parpol besar masih belum secara resmi mengumumkan kandidat-kandidatnya, termasuk untuk Pilwali Surabaya. Besar kemungkinan rekom akan diumumkan bebarengan dengan rekom-rekom untuk daerah lain," terangnya.

BACA JUGA:Ronaldo Kalahkan Messi, Versi Forbes, CR-7 Jadi Atlet dengan Bayaran Tertinggi di Dunia Yaitu Rp 4,1 Triliun 

Alasan lain, kata Ikhsan, parpol besar sedang dihadapkan pada situasi yang pelik. Parpol sedang berpikir berkoalisi dengan Gerindra atau sebaliknya. Apalagi disinyalir kekuatan politik Gerindra akan berlanjut pada pilkada.

BACA JUGA:Wow! Gaji Lionel Messi Rp 2,3 Triliun, Tertinggi di Kompetisi MLS 

"Belajar dari pengalaman pileg dan pilpres yang lalu, terkait faktor kuatnya Prabowo dan Partai Gerindra yang didukung sepenuhnya oleh kekuatan politik Jokowi, maka membuat partai-partai dihadapkan pada situasi pelik, apakah akan mengambil posisi berhadapan dengan calon-calon dari Gerindra atau justru membuat aliansi. Hal ini juga yang menyebabkan sampai sekarang rekom belum kunjung terbit," tandas Ikhsan. (*)

Sumber: