Perkawinan Dini Jadi Penghambat Penurunan Stunting, Peran Orang Tua dan Kepala Sekolah Kunci Keberhasilan

Perkawinan Dini Jadi Penghambat Penurunan Stunting, Peran Orang Tua dan Kepala Sekolah Kunci Keberhasilan

Rembuk Stunting dan Penandatanganan Kesepakatan Bersama Penurunan Stunting--

JEMBER, MEMORANDUM - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Dr. Tri Wahyuni Liswati, M.Pd, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap tingginya angka perkawinan usia dini di Kabupaten Jember. Hal ini menjadi salah satu faktor penghambat upaya penurunan angka stunting di wilayah tersebut.

"Saya mengajak seluruh elemen masyarakat Jember untuk bekerja bersama-sama menekan angka Pernikahan Dini," tegas Dr. Tri Wahyuni Liswati dalam acara Rembuk Stunting dan Penandatanganan Kesepakatan Bersama Penurunan Stunting di Kabupaten Jember, Selasa 28 Mei 2024.

Beliau juga meminta peran aktif para kepala sekolah SMP sederajat untuk menghimbau para siswanya agar menunda pernikahan dini.

"Pernikahan Dini boleh asalkan menunda kehamilan pasca pernikahan Dini," imbuhnya.

BACA JUGA:Turunkan Stunting, Pemkab Bojonegoro Gelar Lomba Cipta Menu

BACA JUGA:Lamongan Optimistis Turunkan Angka Stunting lewat Asman

Kekhawatiran Dr. Tri Wahyuni Liswati bukan tanpa alasan. Perkawinan usia dini berakibat pada kesehatan ibu dan anak, terutama pada risiko stunting. Ibu yang menikah di usia muda umumnya belum matang secara fisik dan mental untuk hamil dan melahirkan. Hal ini berakibat pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan mudah terserang penyakit.

Selain perkawinan usia dini, faktor lain yang menyebabkan stunting di Jember adalah kekurangan gizi. Oleh karena itu, Wakil Bupati Jember, KH Muh Balya Firjaun Barlaman, meminta kepada seluruh stakeholder terkait untuk membantu penekanan angka stunting dengan memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga miskin yang memiliki anak stunting.

"Mari bersama menurunkan angka Stunting di Kabupaten Jember dari Hulu sampai Hilir sebab jika tidak dilakukan secara bersama-sama tidak bisa," ujar KH Muh Balya Firjaun Barlaman.

BACA JUGA:Pemkab Tulungagung Gelar Rembuk Stunting, Upaya Tekan Angka Gagal Tumbuh Anak

Dandim 0824/Jember Letkol Inf Rahmat Cahyo Dinarso, selaku Bapak Asuh Stunting Kabupaten Jember, juga mendukung upaya penurunan angka stunting di Jember. Beliau menyatakan bahwa Kodim 0824/Jember ikut berperan dalam penanganan stunting dengan menggandeng mitra asuh stunting, membantu penanganan dan pendampingan hingga ketingkat posyandu oleh Babinsa.

"Untuk itu saya sangat mendukung dilakukannya rembuk bersama ini sebagai semangat dan kerja keras kita dalam penanganan stunting lebih terpadu dan melibatkan semua komponen masyarakat," tegas Dandim 0824/Jember.

Penurunan angka stunting di Jember membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak. Peran orang tua dan kepala sekolah sangat penting dalam memberikan edukasi kepada anak-anak tentang bahaya perkawinan usia dini dan pentingnya menjaga kesehatan untuk mencegah stunting. (edy)

Sumber: