umrah expo

Unair Gebrak Lewat From Waste to Wear: Ubah Limbah Tekstil dengan Sentuhan Sashiko

Unair Gebrak Lewat From Waste to Wear: Ubah Limbah Tekstil dengan Sentuhan Sashiko

Fashion show hasil daur ulang menggunakan teknik sashiko. -Rophi Pareno-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Di tengah keprihatinan global akan limbah tekstil, Magister Manajemen Unair E2MI 2025 meluncurkan sebuah gebrakan inovatif: "From Waste to Wear."

BACA JUGA:UNAIR Berhasil Jadi Tuan Rumah Final Pomprov Jatim 2025 Cabor Bulu Tangkis

Acara ini bukan sekadar pameran, melainkan sebuah gerakan Community Development yang berfokus pada pengolahan limbah tekstil menggunakan teknik Sashiko.


Mini Kidi--

Digelar pada Senin, 9 Juni 2025, di Aula Soepoyo Gedung ABC lantai 3 Fakultas Ekonomi Bisnis Unair Surabaya, inisiatif ini sukses menyatukan seni, inovasi, dan semangat keberlanjutan.

"From Waste to Wear" adalah perpaduan harmonis antara Pameran Seni, Kompetisi, Talkshow Inspiratif, dan ShowCase karya UMKM hasil upcycle dengan teknik Sashiko. Sejak pagi hari, aula dipenuhi semangat para pegiat mode berkelanjutan.

BACA JUGA:Unair Jadi Pelopor Penerapan Verifikasi Biometrik Calon Mahasiswa Baru

Sesi talkshow menjadi magnet utama, menghadirkan para narasumber inspiratif yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama dibuka Nunuk Endah Srimulyani, dosen FIB Unair, yang mengulas tema "Sashiko & Gaya Hidup Berkelanjutan."

 

"Saya sembilan tahun tinggal di Jepang dan yang mengusik saya tentang hidup di Indonesia adalah tentang sampah," ujarnya.

Ia menyuarakan keprihatinannya terhadap permasalahan limbah fesyen di dunia, di mana Indonesia tercatat sebagai salah satu penyumbang limbah tekstil tertinggi.

BACA JUGA:Futsal Putra Unair Tim Pertama Lolos ke Semifinal Pomprov Jatim III Tahun2025: Raih Dua Kemenangan di 12 Besar

A Ibtihal Madarik Al Fikri, Praktisi dari Baseline Project, membahas "Upcycling UMKM dengan Teknik Sashiko."

Ia memaparkan bagaimana usaha UMKM yang digagasnya terinspirasi dari merek fesyen Jepang yang memanfaatkan limbah. "Kami jasa di bidang custom Sashiko," tambahnya.

Sesi kedua tak kalah menarik, menghadirkan Wiralaga Bachtiar, Recycle Artisan yang berfokus pada produksi tas. Dalam materinya "Branding Upcycle di SosMed," Wira menegaskan, dari hal kecil yang kita lakukan secara terus-menerus akan menghasilkan hal yang besar.

BACA JUGA:Guru Besar Unair Ingatkan Sampaikan Pendapat Secara Bertanggung Jawab Bukan dengan Cara Anarkistis

“Menekankan pentingnya personal branding dan analisis audiens (Gen-Z atau Milenial) dalam mempromosikan karya Sashiko di media sosial,” singkat Wira.

Noorlaily Fitdiarini Mulyani, dosen FEB Unair sekaligus pelaku UMKM, membawakan tema "Menenun Ulang Nilai dalam Budaya dan Usaha."

"Bagaimana kita melestarikan Bumi kita, kalau bisa kita menggunakan fashion yang tahan lama," ajaknya, sembari mengungkapkan niat berkolaborasi dengan anak-anak muda kreatif pengguna teknik Sashiko.

BACA JUGA:Guru Besar Unair: Kebebasan Berpendapat Dilindungi Konstitusi, Tapi Harus Bertanggung Jawab

Katsuhama Michiko, Volunteer Staff dari JICA untuk ilmu budaya Jepang di FIB Unair, berbagi filosofi menarik.

"Orang Jepang tidak mudah buang barang-barang yang mempunyai kenangan, itu juga merupakan kepercayaan dari kami orang Jepang," tuturnya, menjelaskan nilai di balik pemanfaatan kembali barang.

Sesi tanya jawab yang interaktif juga sempat mengemuka, salah satunya menyoroti bagaimana membuka jasa remake dari fesyen lama seperti kebaya ibu atau nenek, sebagai bentuk penghormatan terhadap barang leluhur.

BACA JUGA:Urgensi RKUHAP, Guru Besar FH UNAIR Tegaskan Pentingnya

Puncak acara "From Waste to Wear" adalah Fashion Show Wastra Bumi, menampilkan hasil daur ulang menggunakan teknik Sashiko. Karya-karya menawan ini merupakan buah kreativitas siswa SMKN 6 Surabaya, SMKN 8 Surabaya, serta Srengenge Surabaya, yang kemudian diperagakan oleh para mahasiswa Unair Surabaya dan siswa-siswi dari kedua SMK tersebut.

Wastra Bumi sendiri merupakan bagian integral dari Program Creating Shared Value (CSV) yang telah berjalan sejak Mei 2025. Dalam program ini, Wastra Bumi telah mendampingi beberapa SMK di Surabaya melalui workshop teknik Sashiko.

BACA JUGA:Pemkot Surabaya Terima Mahasiswa PKL FISIP Unair, Dorong Kritik Membangun Lewat Jurnalistik

Teknik Sashiko, sebuah seni menjahit tradisional Jepang, diadaptasi secara cerdas untuk mengolah limbah tekstil menjadi karya bernilai tinggi. Workshop ini tidak hanya menghadirkan praktisi ahli, tetapi juga menjadi wadah kreativitas dan pemberdayaan bagi anak muda serta UMKM lokal.

Zaky Rachmad dari FadeandSew Needle Work and Studio Surabaya, salah satu praktisi dan peserta UMKM, berbagi pengalamannya.

"Saya tertarik Sashiko karena menyukai celana denim dan pudar serta sobek, sehingga mencari tahu agar bisa di recycle dan repair celana," ujarnya.

BACA JUGA:Prof Dr Muhammad Madyan Terpilih sebagai Rektor Unair Periode 2025-2030

Ia melihat antusiasme tinggi dari para siswa yang mengikuti workshop, yang tak hanya menambah pengalaman tetapi juga relasi.

Rendy Oktavianto selaku Ketua Pelaksana, menjelaskan bahwa "Wastra Bumi merupakan puncak acara dari rangkaian kegiatan berupa pengumpulan pakaian bekas dari enam titik di Surabaya, diikuti dengan workshop teknik Sashiko.

" Acara ini dihadiri oleh beragam undangan, mulai dari dosen, influencer, teman-teman SMK, hingga masyarakat umum. Tujuan dari acara ini adalah sebagai wadah komunitas fashion recycle dan upcycle," tegas Rendy.

Ia berharap acara ini menjadi awal dari gerakan besar yang mengubah sisa menjadi cerita.

BACA JUGA:Dosen Unair, Sosok Inspiratif dengan Dedikasi Tinggi untuk Masyarakat

"Dapat terus dilanjutkan untuk mengolah limbah tekstil jenis lain, menyasar UMKM dan teman-teman SMK,” ujarnya.

Antusiasme juga datang dari peserta muda. Talitha Alisia T dan Elis Farida H dari SMK Negeri 6 Surabaya jurusan Desain Produksi Busana, memamerkan Fest-Taplak-Tas Slempang yang dihias dengan teknik Sashiko berbahan kain jeans. Mereka memilih Sashiko karena dianggap lebih mudah diaplikasikan.

"Berharap dari Acara ini mulai banyak yang tahu dengan Teknik Sashiko dalam pemanfaatan limbah tekstil," kata mereka penuh harap.

BACA JUGA:Forum Pascasarjana Unair Bahas Polri dalam RKUHAP, Wewenang Polri Lahir dari UUD 1945

Menutup acara, Masmira Kurniawati, Kepala Prodi Magister Manajemen Unair, dalam sambutannya menekankan bahwa acara ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Etika Bisnis dan CSV. Teori tidak hanya ada di dalam kelas, tetapi harus diterapkan ke tingkat yang lebih besar.

"Saya berharap acara ini dapat melahirkan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dan menjadi langkah awal menuju gerakan yang lebih besar,” ujar Masmira Kurniawati. (rop)

Sumber:

Berita Terkait