Pemkot Surabaya Optimalkan Sistem Satu Data untuk Pengambilan Keputusan yang Akurat
Kepala Bappedalitbang Kota Surabaya Irvan Wahyudradjat.-Anwar Hidayat-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pemkot Surabaya terus mengoptimalkan sistem Satu Data guna memastikan seluruh kebijakan yang diambil berdasarkan informasi akurat. Pengelolaan data yang valid dinilai sebagai fondasi penting dalam menentukan keputusan strategis.
BACA JUGA:Bappedalitbang Kabupaten Blitar Gelar Rapat Kerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudradjat, usai menyampaikan paparan inovasi pejabat struktural di Ruang Sidang Wali Kota Surabaya, Sabtu 8 Maret 2025.

--
"Kenapa Wali Kota Eri Cahyadi selalu menekankan pentingnya data? Karena data adalah instrumen utama pengambilan keputusan. Jika data salah, keputusan yang dihasilkan juga berisiko meleset," tegas Irvan.
Ia menjelaskan, Bappedalitbang bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya saat ini fokus membangun Data Center sebagai pusat data terpadu. Data ini mencakup berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, stunting, kemiskinan, hingga infrastruktur dasar.
"Dengan data komprehensif, prioritas pembangunan dan target-targetnya bisa dirumuskan secara tepat," ujar Irvan.
BACA JUGA:Raker Bahas Potensi Pariwisata, Bappedalitbang Rumuskan Target Pembangunan
Sebagai contoh, ia menyoroti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Surabaya yang hanya naik 0,71-1 poin meski intervensi di bidang pendidikan telah masif. Menurutnya, hal ini disebabkan ketidakkonsistenan data, seperti warga lulusan S2 yang masih tercatat sebagai lulusan SMA dalam sistem.
"Ini tantangan yang harus diperbaiki. Data penduduk, baik KTP maupun non-KTP Surabaya, harus valid. Termasuk detail pendidikan, pekerjaan, penghasilan, hingga rekam medis," imbuhnya.
Melalui data akurat, Pemkot bisa memetakan wilayah rawan penyakit seperti TBC atau pneumonia, lalu memberikan intervensi tepat sasaran. Upaya ini sejalan dengan penurunan angka kemiskinan dan stunting di Surabaya, yang berhasil dicapai berkat pendekatan berbasis data.
"Kami juga berkolaborasi dengan BPS untuk memastikan keakuratan data, termasuk mencakup warga non-KTP yang lama tinggal di Surabaya," kata Irvan.
Ke depan, setelah memperkuat Satu Data, Pemkot akan fokus pada program Kampung Madani dan Kampung Pancasila. Program ini bertujuan menyelesaikan masalah kota melalui pendekatan komunitas.
"Jadi penyelesaian problem kota berbasis pada masyarakat. Setelah Satu Data, concern berikutnya adalah Kampung Madani dan Kampung Pancasila. Jadi penyelesaian problem kota ini berbasis masyarakat," pungkas Irvan.
Sumber:



