umrah expo

Ketua Fraksi PDIP DRRD Jatim: Impor Sapi Jangan Mematikan Peternak Lokal

Ketua Fraksi PDIP DRRD Jatim:  Impor Sapi Jangan Mematikan Peternak Lokal

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi membuka kuota impor sapi untuk tahun 2025 sebagai langkah strategis mengatasi defisit pasokan daging sapi dalam negeri.

Berdasarkan data Kemendag, kebutuhan daging sapi nasional mencapai sekitar 700 ribu ton per tahun, sementara produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 65 persen dari kebutuhan tersebut.

BACA JUGA:Kasus Sianida yang Dibongkar Bareskrim: Terkait Pelanggaran Impor, Izin PT SHC Bisa Dicabut


Mini Kidi--

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Wara Sundari Renny Pramana mendukung dengan memberi catatan penting terkait keberlangsungan peternak lokal.

“Kalau sapi ndak apa-apa ya, kalau daging jangan. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus agar kebijakan ini tidak merugikan peternak lokal,” ungkap Bunda Renny.

Semester pertama 2025, pemerintah menetapkan kuota impor sebanyak 50 ribu ekor sapi dengan tujuan menstabilkan pasokan dan harga daging sapi di pasar nasional, termasuk di Jawa Timur yang menjadi salah satu provinsi dengan konsumsi daging sapi tinggi.

BACA JUGA:Thrifting di Surabaya: Disperindag Fokus Pembinaan, Barang Impor Tetap Dilarang

Data Dinas Peternakan Jawa Timur menunjukkan bahwa stok sapi potong di wilayah ini pada awal 2025 tercatat sekitar 1,2 juta ekor. Namun, jumlah tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan daging sapi yang terus meningkat, terutama menjelang musim libur dan hari besar keagamaan.

Menurut Bendahara DPD PDI Perjuangan Jatim itu, sapi impor yang masuk biasanya akan disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan kualitas bibit ternak domestik.

“Kalau berbentuk sapi masih oke, kalau berbentuk daging itu ngeri. Pasti akan mengurangi daya saing peternak lokal. Insyaallah tidak akan menimbulkan dampak negatif kebijakan ini. Saya yakin nanti terbentuk keseimbangan dan harga baru,” jelasnya.

BACA JUGA:Ancaman Penyakit Menular dalam Pakaian Bekas Impor, Pemkot Surabaya Didorong Perketat Pengawasan

Kebijakan ini lanjutnya juga harus di dukung kebijakan yang mendukung keberadaan peternak lokal. Mulai dari penyediaan bibit unggul, pakan yang berkualitas, hingga penanganan penyakit ternak. Ini penting agar peternak tetap sejahtera dan mampu bersaing di pasar yang makin kompetitif.

“Kami berharap dengan kebijakan ini, kebutuhan daging sapi di Jawa Timur dan Indonesia secara umum dapat terpenuhi tanpa menimbulkan dampak negatif yang besar bagi peternak lokal,” pungkasnya.

Sumber: