Masuk Musim Tanam Okmar, Dirut Petrokimia Gresik Blusukan Tinjau Pertanian di Sejumlah Daerah
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob (kiri) meninjau pengoperasian drone Petro Spring dalam program Makmur di Madiun.--
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Memasuki musik tanam Oktober-Maret (Okmar), Petrokimia Gresik blusukan ke sejumlah daerah di Jawa Timur. Mereka ingin memastikan kualitas pupuk organik dan penerapan program teknologi pertanian modern yang mereka jalankan berlangsung optimal.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob meninjau langsung budidaya pertanian dengan Teknologi Petro Spring di Madiun, dan Mitra Petroganik di Jombang, belum lama ini. Ia memandang, teknologi modern saat ini amat dibutuhkan untuk mendukung keberlanjutan pertanian di Indonesia.
BACA JUGA:Petrokimia Gresik Perkuat Infrastruktur, Pendidikan, dan Kesehatan di Pulau Talango

Mini Kidi--
Selain dapat meningkatkan produktivitas, teknologi modern pada sektor pertanian juga dapat memantik daya tarik generasi muda. Jika berhasil, hal itu tentunya dapat mengatasi problem regenerasi petani yang tengah terjadi.
“Penggunaan teknologi pada sektor pertanian saat ini merupakan keniscayaan. Generasi muda sangat akrab dengan teknologi, sehingga akan menarik minat untuk aktif memajukan pertanian Tanah Air di masa mendatang,” katanya, Kamis 9 Oktober 2025.
BACA JUGA:Semarak HUT Ke-53 dan HUT Ke-80 RI, Petrokimia Gresik Gelar Jalan Sehat Bareng 5.000 Warga
Di Madiun, pihaknya menerapkan teknologi Petro Spring Melalui program Makmur Petrokimia Gresik. Penerapan itu dipusatkan di dua titik budidaya, yakni di Desa Tiron dan Banjarsari, dengan total luas lahan 10 hektare.
Salah satu teknologi itu yakni pemupukan menggunakan drone. Pesawat nir awak itu terbukti mampu menghemat tenaga, waktu, hingga biaya. Jika dilakukan secara manual, pemupukan lahan 10 hektare membutuhkan tenaga buruh tani sebanyak 12 orang.
Selain itu, pemupukan cara manual juga memakan waktu 4 hari dan total ongkos Rp7 juta. Sementara dengan drone, pemupukan di lahan yang sama hanya membutuhkan tenaga dua orang, dengan waktu 8 jam, dan biaya Rp6 juta.
BACA JUGA:Petrokimia Gresik dan PIKA Berbagi Kebahagiaan dengan Para Lady Ojol
"Budidaya yang efektif dan efisien ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani. Biaya operasional berkurang, waktu kerja lebih singkat, dan hasil lebih optimal,” tutur Daconi.
Pihaknya berharap, penerapan teknologi Petro Spring dapat terus diduplikasi dan menjadi contoh bagi petani di wilayah lain.
Sementara di Jombang, Daconi mengunjungi mitra Petroganik. Ia memastikan kualitas pupuk organik yang diproduksi mitra sesuai standar. Sehingga pengaplikasiannya mampu memberikan dampak positif bagi pertanian, serta berkelanjutan.
Sumber:



