Kreativitas Anak Muda Bringkang, Gresik: Sound Horeg Mini Jadi Ajang Adu Inovasi Tanpa Ganggu Lingkungan

Kreativitas Anak Muda Bringkang, Gresik: Sound Horeg Mini Jadi Ajang Adu Inovasi Tanpa Ganggu Lingkungan

Sound Horeg mini di Desa Bringkang, Menganti, Gresik yang masih bisa dinikmati tanpa merusak pendengaran.--

GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID-Fenomena sound horeg kini tak hanya menjadi tren di kota-kota besar, tetapi juga mulai merambah ke daerah-daerah, termasuk Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda di Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Gresik.

Di lapangan desa setempat, Minggu, 27 Juli 2025, sebanyak sembilan pemilik sound horeg mini unjuk gigi menunjukkan kreativitas mereka dalam meramu perangkat audio yang unik dan bertenaga, namun tetap ramah lingkungan dan tidak menimbulkan gangguan berlebihan bagi masyarakat sekitar.

Istilah "sound horeg" merujuk pada perangkat audio berdaya tinggi yang sering digunakan dalam berbagai acara musik jalanan, kontes sound system, atau pesta rakyat.

Sayangnya, keberadaan sound horeg kerap menimbulkan kontroversi karena menghasilkan suara yang sangat keras hingga berpotensi merusak kenyamanan warga, bahkan bisa memecahkan kaca jendela. Namun di tangan para pemuda Bringkang, sound horeg disulap menjadi lebih "beradab" melalui inovasi sound horeg mini.

BACA JUGA:Warga Malang Ganti Karnaval Sound Horeg dengan Toa

BACA JUGA:Penggunaannya Dilarang, Desa di Gresik Tekor Gagal Sewa Sound Horeg untuk Karnaval

Menurut salah satu penggagas kegiatan ini, Suprapto, kegiatan yang mereka lakukan murni bertujuan untuk menyalurkan hobi serta mengeksplorasi kemampuan teknis dalam merangkai sistem audio yang tetap bertenaga namun tidak mengganggu lingkungan sekitar.

"Sound horeg yang bunyinya kadang bisa menghancurkan kaca-kaca rumah kan dilarang. Jadi kami berkreasi bikin sound horeg mini sehingga suaranya tidak terlalu menganggu dan membuat sakit kuping," ujar Suprapto.


Mini Kidi--

Kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah pemilik sound mini seperti Ade, Nono, Wisnu, dan lainnya. Mereka berkumpul di lapangan Desa Bringkang bukan untuk menggelar kompetisi resmi, melainkan hanya ajang temu kreativitas yang sarat dengan rasa kebersamaan dan inovasi.

Walaupun skala dan kekuatan suaranya tidak sebesar milik nama-nama besar di dunia sound horeg seperti Edi Sound atau Brewok, semangat dan orisinalitas para pemuda ini pantas diapresiasi.

Mereka memanfaatkan komponen audio dari hasil modifikasi dan eksperimen sendiri, mulai dari penggunaan amplifier mini, speaker rakitan, hingga sistem pendingin suara agar tidak cepat panas saat digunakan dalam waktu lama.

Fenomena ini membuktikan bahwa sound horeg tak selalu identik dengan kebisingan atau tindakan yang mengganggu masyarakat.

Sumber: