Fenomena Gangster dan Tawuran Jadi Pelarian Remaja Gresik, KBPPPA: Gagal Mendapat Cinta di Rumah
Membawa celurit panjang, sekumpulan remaja yang terlibat gangster diamankan di Mapolres Gresik--
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Maraknya remaja Gresik yang terlibat tindak kriminal kekerasan seperti gangster dan tawuran memicu keresahan banyak pihak. Fenomena itu juga jadi teror bagi masyarakat yang khawatir menjadi sasaran kekerasan.
Menurut data Dinas KBPPPA Gresik, sejak Januari hingga April 2025, sedikitnya 33 remaja tercatat terlibat aksi gangster, tawuran dan pengeroyokan. Dari angka tersebut, 8 remaja perempuan juga turut terlibat.
BACA JUGA:Anggota Gangster Diamankan, Sujud Menangis Dihadapan Orang Tua di Mapolres Gresik

Mini Kidi--
Kepala Dinas KBPPPA Gresik dr Titik Ernawati menyebut, aksi kriminal para remaja itu rata-rata berawal dari persoalan di rumah. Mereka gagal mendapatkan cinta dari rumah. Seperti kurangnya perhatian orang tua dan minimnya dukungan mental dari keluarga.
“Sebenarnya jika dilihat dari data, ABH (Anak Berkonflik dengan Hukum) di Gresik mengalami tren penurunan dibanding tahun 2023. Kebanyakan faktornya karena keluarga,” ujar Titik, Rabu 14 Mei 2025.
Titik merinci, terdapat total 114 ABH di Gresik pada tahun 2023. Jumlah itu menurun menjadi 82 di tahun 2024. Kasusnya beragam. Mulai dari pencurian, pencabulan, tawuran, gangster, hingga pengeroyokan.
BACA JUGA:Hendak Tawuran di Ngagel, Tim Jogoboyo Amankan 3 Remaja Kelompok Gangster
Sementara itu, Kepala UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) KBPPPA Gresik, Ratna Faizah menuturkan, kekerasan remaja juga disebabkan oleh banyaknya orang tua yang belum matang secara mental.
“Banyak orang tua yang tidak siap secara mental untuk mempunyai anak. Jadi pola pengasuhannya tidak ideal. Terkadang komunikasi yang kurang baik juga ikut memengaruhi,” ujar Ratna saat ditemui di kantornya.
“Hal ini membuat remaja tidak mendapat dukungan emosional. Padahal remaja butuh bimbingan, bukan hanya aturan yang ketat. Akhirnya pergaulannya negatif, ikut kelompok gangster atau tawuran untuk mencari pengakuan,” tutur Ratna.
BACA JUGA:Gangster Berulah di Driyorejo: Pelanggan Warung Dibacok, Rumah Warga Dilempari Batu
Figur ayah bagi anak, kata Ratna, juga tak kalah penting kehadirannya. Sebab, sosok ayah sangat berpengaruh dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.
“Menurut data BKKBN, Indonesia termasuk negara dengan tingkat lost father figure (kehilangan figur ayah) tertinggi. Padahal sosok ayah sangat penting agar anak pandai menentukan keputusan,” terangnya.
Sumber:

