umrah expo

Jual Sepeda Hingga Bolos Les, Wahyu Subuh Tekun Kembangkan Skill BMX

Jual Sepeda Hingga Bolos Les, Wahyu Subuh Tekun Kembangkan Skill BMX

Wahyu Syahreza saat mengikuti kompetisi ICF 2024 BMX Freestyle National Championship yang diselenggarakan pada 11 Juli 2024 di Yogyakarta--

MEMORANDUM.CO.ID - Meski berasal dari latar belakang sederhana dan minimnya dukungan dari keluarga, Wahyu Syahreza atau yang akrab disapa Wahyu Subuh, tetap teguh pada mimpinya untuk menjadi atlet sepeda BMX profesional.

Sejak usia dini, ia terbiasa menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya mampu membeli dan merakit sendiri satu unit sepeda BMX impiannya.

Perjuangannya tak sia-sia. Dengan tekad dan latihan rutin, Wahyu berhasil meraih prestasi di kejuaraan tingkat nasional, antara lain juara 2 di Cimahi, juara 3 di Bandung, dan juara 3 di Yogyakarta.

BACA JUGA:Penataan Sirkuit BMX Banyuwangi Diperpanjang, Targetkan Standar Internasional UCI

BACA JUGA:Skate & BMX Park Surabaya, Tempat Favorit Penggemar Skateboard


"Terakhir saya juara nasional di Yogyakarta, tidak dapat hadiah, hanya medali dan sertifikat resmi dari pemerintah. Palingan kita dapat poin, karena penambahan poin itu penting untuk bisa masuk di pelatihan nasional (platnas) dan bisa jadi perwakilan Indonesia di ajang internasional nantinya," ujar Wahyu.

Sebelum mendalami dunia BMX, Wahyu Subuh lebih dulu menekuni olahraga skateboard. Kegemaran ini membuatnya rutin mengikuti latihan untuk mempelajari berbagai trik bermain skateboard. Dari aktivitas inilah Wahyu mulai mengenal komunitas BMX dan perlahan tumbuh ketertarikan terhadap olahraga ekstrem tersebut.

Perpindahan minat dari skateboard ke BMX menjadi titik awal perjalanannya menekuni dunia freestyle BMX secara lebih serius. Berawal dari sekadar iseng bergabung dengan teman saat latihan BMX, kini ia mampu meraih prestasi di tingkat nasional berkat kegigihan dan semangat pantang menyerah.

Menurut Wahyu, melakukan freestyle saat bermain sepeda BMX bukanlah sesuatu yang menakutkan. Justru, aksi ekstrem tersebut menjadi tantangan yang memacu adrenalin dan memberikan kepuasan tersendiri dalam menekuni olahraga yang penuh keberanian ini. Berkali-kali jatuh tak mematahkan semangatnya untuk terus melakukan freestyle dengan sepeda BMX-nya.

Suatu ketika, ia terjatuh saat melakukan latihan di depan sang nenek. Kejadian itu membuat neneknya marah dan membuang sepedanya ke sungai hingga hanyut terbawa arus. Tak hanya itu, Wahyu tak jarang bolos les hanya untuk bisa bergabung dan mengikuti latihan BMX bersama teman-temannya.

Meskipun hanya bermodal sepeda pinjaman, ia tetap berani mencoba berbagai trik dan perlahan mampu menguasai gerakan-gerakan freestyle dengan baik.

Saat itu, komunitas BMX melihat potensinya dan mengajaknya untuk ikut latihan serius. Mereka bahkan memintanya membawa sepatu yang ia miliki sebagai persiapan awal untuk latihan teknik dan trik bersama para rider lainnya. Momen ini menjadi titik awal yang memperkuat tekad Wahyu dalam menekuni dunia freestyle BMX.

"Selama kamu masih mampu lakukan, tapi kalau sudah tidak mampu, tinggalkan. Itu kalimat dari almarhum ayahku yang masih jadi patokanku sampai sekarang," ujar Wahyu.

Artikel ini ditulis oleh Cahya Fitra Sava Ardhiani, Mahasiswa Magang di Memorandum

Sumber: