umrah expo

Maaf, Jalan Ditutup

Maaf, Jalan Ditutup

Agus Supriyadi--

Oleh : Agus Supriyadi, wartawan Memorandum

Peringatan kemerdekaan RI di berbagai kampung sering kali dimeriahkan dengan berbagai lomba yang seru dan menarik.

Namun, tak bisa dipungkiri, hal ini sering kali menimbulkan dilema, yaitu penutupan jalan kampung yang membuat sebagian warga merasa terganggu. Ini adalah masalah umum yang butuh solusi kreatif dan musyawarah mufakat.

Dari satu sisi, penutupan jalan untuk lomba adalah bagian dari semangat gotong royong dan kebersamaan. Lomba-lomba seperti balap karung atau panjat pinang yang digelar di jalanan kampung bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga wadah untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. 

BACA JUGA:Beras

Ini adalah cara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mengenang perjuangan para pahlawan dengan cara yang sederhana tapi penuh makna. Bagi panitia dan peserta, jalanan kampung yang ditutup menjadi "arena" yang aman dan meriah.

Di sisi lain, bagi warga yang tidak ikut serta atau memiliki keperluan mendesak, penutupan jalan ini bisa jadi sangat merepotkan.

Bayangkan jika ada warga yang harus buru-buru ke rumah sakit, atau tukang ojek yang harus mengantar penumpang, atau pengiriman barang yang terhambat. Akses jalan yang tertutup bisa memicu kemarahan, kekecewaan, dan rasa tidak dihargai.

Mereka merasa hak mereka untuk menggunakan jalan umum terhalang oleh kepentingan segelintir orang.

Melihat dua sudut pandang ini, penting bagi warga untuk bersikap secara bijak dan proaktif. Sikap yang paling ideal adalah mengedepankan toleransi dan saling pengertian.

BACA JUGA:People Power Pati Hadang Arogansi Bupati

BACA JUGA:Cinta Satu Malam dan Memori Tak Berjejak

Bagi warga yang merayakan, hargai kepentingan warga lain yang terganggu. Sementara bagi warga yang terganggu, cobalah untuk memahami bahwa penutupan jalan ini bersifat sementara dan bertujuan baik untuk kebersamaan.

Dengan semangat gotong royong, semua masalah bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa harus menimbulkan perpecahan.

Perayaan kemerdekaan seharusnya menjadi momen yang menyatukan, bukan memisahkan. Jalan-jalan kampung yang menjadi saksi bisu kemeriahan lomba harusnya menjadi simbol persatuan, bukan sumber konflik. 

Dengan komunikasi yang baik dan musyawarah, kita bisa merayakan kemerdekaan dengan gembira tanpa merugikan satu sama lain.

Merdeka...!!!

Sumber: