Jejak SO2 tak berhenti sampai di sana. Hujan asam yang dihasilkan juga dapat mempercepat kerusakan bangunan dan infrastruktur.
Bahan bangunan seperti batu kapur dan marmer rentan terkikis oleh keasaman hujan. Infrastruktur baja pun terancam korosi akibat paparan hujan asam.
BACA JUGA:Polusi Udara: Ancaman Nyata bagi Kesehatan Masyarakat
BACA JUGA:10 Cara Sederhana Mencegah Polusi Udara di Rumah
Mengatasi Ancaman SO2: Strategi Pengurangan Emisi danTantangan yang Dihadapi
Memahami jejak dan dampak SO2 mutlak disertai upaya pengendalian emisinya. Mengalihkan sumber energi ke arah yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, menjadi langkah strategis.
Pemerintah dapat mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan melalui kebijakan yang mendukung.
Selain itu, penerapan teknologi pembakaran bersih pada industri dapat menekan emisi SO2 secara signifikan.
Teknologi seperti desulfurisasi asap buang (flue gas desulfurization) mampu menangkap sulfur oksida dari asap buang sebelum dilepaskan ke atmosfer.
Penggunaan bahan bakar dengan kandungan sulfur yang rendah juga merupakan strategi efektif.
Misalnya, beralih dari penggunaan batu bara dengan kandungan sulfur tinggi ke batu bara dengan kandungan sulfur rendah, atau beralih ke bahan bakar gas yang secara alami memiliki kandungan sulfur lebih rendah.
Meski berbagai strategi pengurangan emisi SO2 telah ada, tantangan yang dihadapi tak bisa dianggap remeh.
Keterbatasan biaya investasi teknologi pembakaran bersih, ketergantungan industri pada bahan bakar fosil yang masih mendominasi, dan belum optimalnya infrastruktur pendukung energi terbarukan menjadi beberapa kendala utama.
Menuju Udara yang Lebih Sehat: Kolaborasi Multi-Stakeholder dan Peran Serta Masyarakat
Pengendalian emisi SO2 membutuhkan kolaborasi multi-stakeholder. Pemerintah berperan penting dalam menciptakan regulasi yang mendorong pengurangan emisi.
Industri dituntut untuk berinvestasi pada teknologi bersih dan beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.