Catatan: Eko Yudiono, wartawan Memorandum
Persebaya menutup Liga 1 musim 2023/2024 dengan happy ending. Laga terakhir kontra Persik di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu 28 April 2024 dimenangkan Green Force dengan skor 2-1. Namun, Prestasi Persebaya dalam Periode Kemunduran. Musim Depan Seperti Apa?
Meski sudah aman dari ancaman degradasi namun ada beberapa catatan penting bagi Persebaya musim depan.
Yang pertama adalah, musim depan, Persebaya harus benar-benar membangun tim dengan serius jika menginginkan gelar juara.
Sebab, Bonekmania sudah rindu Persebaya juara kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Tim kebanggaan warga Surabaya ini terakhir juara pada 2004 silam. Artinya, sudah 20 tahun Persebaya nirgelar.
BACA JUGA:Kapolsek Dukuh Pakis, Tenggilis dan Wiyung Dimutasi Ada Apa Ya ?
Kedua, masukan dari stage holder harus benar-benar diterapkan. Bukan hanya didengarkan lalu hilang seperti dihembus angin. Kemudian yang ketiga tidak kalah pentingnya adalah mempertahankan pemain-pemain muda jebolan Persebaya.
Jangan sampai pemain-pemain seperti kiper Ernando Ari yang kini menjadi tulang punggung timnas akhirnya berlabuh ke tim lain. Karena, sudah pasti, selepas Piala Asia U-23, Ernando bakal menjadi incaran klub-klub top tanah air.
BACA JUGA:Gol Kemenangan Madrid yang Dicetak Arda Guler Buat Ancelotti Berubah Pikiran
Jangan sampai Nasib Ernando Ari seperti Rizky Ridho yang akhirnya memilih keluar dari Persebaya karena iming-imingi kontrak yang lebih mahal dari klub lain.
Memang, Persebaya bisa melahirkan talenta-talenta muda terbaik. Marselino Ferdinan salah satunya.
Namun jika talenta-talenta muda itu dibiarkan begitu saja, alhasil mereka akan keluar dari Persebaya karena lebih memilih klub lain yang menawarkan bayaran atau kontrak lebih mahal.
Jangan sampai nantinya Persebaya hanya bisa menonton pemain-pemain muda mereka sukses di klub lain karena tidak ada kesepakatan kontrak.
Persebaya selamat dari degradasi musim ini bisa dibilang juga anugerah. Sebab, prestasi Persebaya musim ini bisa dibilang anjlok kalau tidak mau dibilang buruk.
Musim ini, Persebaya paling banter finish di urutan ke-11 atau 12 klasemen akhirnya.
Padahal dua musim sebelumnya, Persebaya finish di urutan ke-5 (2021/2022) dan urutan ke-6 ( 2022/2023). Artinya, prestasi Persebaya musim ini berada pada periode kemunduran. Tanda bahaya seharusnya dinyalakan agar musim depan tidak mengalami hal serupa.
Tapi kembali lagi kepada manajemen. Apakah mereka lebih kepada sikap ekomonis asal tidak degradasi atau merealisasikan keinginan suporter untuk menjadi juara.
Tentunya dengan segala konsekuensi yang ada. Termasuk membengkaknya pengeluaran dan itu belum pernah dilakukan Persebaya sebelumnya. (*)