Bhayangkara FC, Sejarah Klub yang Kini dalam Bayang-Bayang Degradasi (2)

Kamis 18-04-2024,11:12 WIB
Reporter : Eko Yudiono
Editor : Eko Yudiono

Catatan: Eko Yudiono, Wartawan Memorandum

Ketika Persebaya 1927 berkompetisi di break away league Indonesian Premier League (IPL) atau Liga Premier Indonesia (LPI), Persebaya versi PT Liga Indonesia (LI) berkompetisi di Divisi Utama.

Terseok-seok di tahun pertama pada 2011, Persebaya akhirnya juara di musim 2012/2013.

Di final yang berlangsung di Stadion Manahan Solo, Sabtu 14 September, Persebaya mengalahkan Perseru Serui dengan skor 2-0.

BACA JUGA:Bhayangkara FC, Sejarah Klub yang Kini dalam Bayang-Bayang Degradasi (1)

Gol ketika itu dicetak oleh Jean Paul Casmir E Boumsong di menit ke-30 dan 57. Pelatih Persebaya ketika itu dijabat Tony Ho.

BACA JUGA:Sosok Abdul Ghofur, Calon Bupati Lamongan yang Sempat Dipanggil KPK sebagai Saksi Kasus Korupsi

Musim 2015, kompetisi Liga Indonesia yang bernama QNB League atau Liga Super 2015 dihentikan. Dihentikannya kompetisi karena konflik antara PSSI dan Menpora yang berujung sanksi FIFA pada 30 Mei 2015. Praktis Persebaya tidak bisa bermain.

BACA JUGA:Pilkada Mendatang, Ghofur Yakin Lamongan Maju

Nah, diam-diam ketika itu Persebaya 1927 di bawah bendera PT Persebaya Indonesia (PI) yang bermain di IPL/LPI mendaftarkan merk dan logo ke Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) pada 2013.

Sedangkan Persebaya dibawah PT Mitra Muda Inti Berlian yang juga menggunakan logo Persebaya baru mendaftarkan merek dan logo pada 2015.

Dok. Palu keputusan diketuk. Persebaya yang bermain di kompetisi resmi PSSI tidak bisa menggunakan nama Persebaya. Mereka akhirnya menggunakan nama Persebaya United.  Lalu bagaimana akhirnya menjadi nama Bhayangkara? di Edisi selanjutnya akan dikupas. (*)

Kategori :