Fakta Menarik Kunci Makam Rasulullah SAW yang Dijaga Oleh Keturunan Abyssinia

Rabu 17-04-2024,07:37 WIB
Reporter : Respati Ramadhan Agsa
Editor : Agus Supriyadi

MEMORANDUM - Menjalankan ibadah umrah dan haji merupakan kebahagiaan dan keharuan luar biasa bagi umat Muslim.

Di balik menunaikan rukun iman keenam, terdapat momen istimewa: berziarah ke makam Rasulullah SAW, junjungan dan panutan utama umat Islam.

Saat memasuki area Raudhah, tempat suci di mana makam Rasulullah SAW berada, kita akan disambut oleh pintu emas besar yang dihiasi kaligrafi indah dengan latar belakang warna hijau.

Pintu ini menjadi gerbang menuju ruang penuh kenangan dan doa, tempat Rasulullah SAW dimakamkan.

Para peziarah yang ingin berziarah hanya boleh melihat dari pembatas yang telah disediakan dan tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang makam.

Hal ini dilakukan untuk menjaga kelestarian dan menghormati kesucian tempat suci tersebut.

Menariknya, kunci ruangan ini dijaga oleh keturunan Abyssinia, sebuah suku di Afrika Timur, selama lebih dari 1.400 tahun. Tradisi ini menjadi simbol penghormatan dan kepercayaan yang diwariskan turun-temurun.

BACA JUGA:Mengikuti Jejak Nabi Muhammad di 7 Tempat Bersejarah di Madinah

BACA JUGA:Ini 3 Masjid yang Berada di Sekitar Kawasan Masjid Nabawi

Tradisi penjagaan kunci makam Rasulullah SAW oleh keturunan Abyssinia berawal dari peristiwa Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Kala itu, Nabi Muhammad SAW disambut dengan hangat oleh masyarakat Madinah, termasuk suku Abyssinia yang dikenal dengan keramahan dan ketaatan mereka.

Sebagai tanda penghormatan dan kepercayaan, Nabi Muhammad SAW memberikan kunci makam kepada Bilal bin Rabah, seorang budak yang berasal dari suku Abyssinia.

Sejak saat itu, tradisi penjagaan kunci makam dilanjutkan oleh keturunan Bilal bin Rabah hingga saat ini.

Keturunan Abyssinia yang bertugas menjaga kunci makam Rasulullah SAW dikenal dengan nama "Ahl al-Hifadh" (Penjaga).

Mereka memiliki tanggung jawab penuh untuk menjaga keamanan dan kebersihan ruangan makam, serta mengatur akses masuk bagi para peziarah.

Para Ahl al-Hifadh selalu berpakaian rapi dan sopan saat menjalankan tugas mereka. Mereka juga dikenal dengan keramahan dan kesabaran mereka dalam melayani para peziarah yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Di era modern, tradisi penjagaan kunci makam Rasulullah SAW menghadapi beberapa tantangan.

Salah satu tantangannya adalah arus modernisasi yang dapat membawa perubahan pada tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Namun, para Ahl al-Hifadh berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan tradisi ini. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Arab Saudi, untuk memastikan kelestarian tradisi ini dan mewariskannya kepada generasi penerus.

Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk menebar kedamaian dan kebaikan.

Kategori :