PASURUAN, MEMORANDUM-Warga Dusun Wangkal Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan, Kamis (22/2) sore dikejutkan dengan salah satu warganya yang meninggal dunia. Ironisnya, meninggalnya Alisah (20) berbarengan dengan sambaran petir di rumah tersebut.
Dari keterangan keluarga korban dikatakan, yang meninggal dunia saat itu adalah anggota keluarganya. Dia adalah Alisah, ibu muda yang masih berusia 20 tahun. Pada saat peristiwa petir menggelegar, sang ibu muda berada di dalam kamar bersama seorang anak balitanya.
Hasani (68), ayah mertua korban mengaku pertama kali menemukan menantu perempuannya telah terkapar diatas ranjang kamar tidurnya. Sebelumnya Hasani mendengar suara petir menggelegar diatas rumahnya. Setelah suara petir berlalu, tak lama kemudian terdengar suara cucunya menangis dari dalam kamar. Tangisan cucunya tersebut tidak berhenti, meskipun sedang bersama menantunya.
BACA JUGA:Pengedar Sabu Asal Martopuro Purwosari Ditangkap
Merasa curiga, Hasani memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar anaknya. Karena lama tidak kunjung dibuka, pintu kamar tersebut ditendang dan akhirnya terbuka. Saat masuk ke kamar, ia melihat menantu perempuannya tidak bergerak disamping anak balitanya. Hasani pun panik. Ia memanggil anaknya yang saat itu berada di sebuah warung kopi yang tidak jauh dari rumahnya.
BACA JUGA:Puting Beliung Terjang Tiga Kecamatan di Pasuruan
Bersama anak laki-lakinya tersebut, ia bersama-sama menolong menantunya dengan membawanya ke IGD Puskesmas Ngempit Kecamatan Kraton. Namun setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter, korban dinyatakan meninggal dunia.
Hujan deras yang disertai petir terjadi pada Kamis (22/2/24) sekira pukul 15.30 WIB. Sebagian besar warga Kraton dan sekitarnya tetap berada di dalam rumah. Namun yang terjadi di Dusun Wangkal, Desa Sidogiri, Kraton terlihat berbeda. Sambaran petir menyebabkan musibah yang menimpa seorang mama muda saat berada di dalam kamarnya.
Menurut keterangan Kapolsek Kraton, AKP Safiudin, pihaknya sekitar pukul 16.00 WIB mendapatkan laporan adanya orang meninggal dunia diduga akibat tersambar petir. Untuk menindaklanjuti laporan tersebut, Kapolsek berserta anggotanya segera meluncur ke TKP.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan di kamar - tempat ditemukannya korban. Dalam pemeriksaan tersebut, polisi menemukan sebuah handphone yang tergeletak dengan posisi sedang mengisi daya. Ada kemungkinan pada saat petir menyambar, korban tengah bermain handphone di dalam kamar dengan posisi charger tertancap pada terminal listrik.
"Kemungkinan pada saat petir menyambar posisi korban sedang bermain HP kalau petir menyambar aliran tegangan listrik akan naik," kata AKP Safiudin, Selasa (23/2).
Hasil pemeriksaan dari Puskesmas Ngempit menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Sehingga pihak keluarga meminta kepada polisi untuk tidak dilakukan visum terhadap korban. "Jenazah korban sesuai dengan permintaan keluarga tidak berkenan untuk divisum dan meminta untuk segera dimakamkan," lanjut Kapolsek.
Pihak keluarga kemudian memberikan surat keterangan kepada pihak kepolisian untuk tidak dilakukan visum et repertum. Mka pihak kepolisian menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga. (kd/mh)