Surabaya, Memorandum.co.id - Misi dagang Pemprov Jatim di Sumatera Utara (Sumut) yang dipimpin Gubernur Khofifah Indar Parawansa benar-benar mendapat sambutan meriah. Tak hanya itu, misi dagang yang merupakan pertama kalinya di 2020 ini berhasil menembus nilai transaksi hingga Rp 474,5 M. Capaian tersebut berhasil naik Rp 60,5M melampaui capaian misi dagang sebelumnya pada tahun 2017 dengan total transaksi tahun 2019 mencapai Rp 474M. Tren positif terhadap hasil tersebut sudah terlihat sejak pertama kali dibukanya misi dagang pada pukul 09.00. Pada satu jam pertama dari pembukaan berhasil diperoleh transaksi senilai Rp 109 M. Nilai tersebut terus naik pada jam kedua yang mencapai angka Rp 195,7 M. Pada penutupan, berhasil dibukukan dengan perolehan sebesar Rp 474,5 M dari 54 transaksi. Gubernur Khofifah menyampaikan, pertemuan semacam ini merupakan sebuah ajang yang diharap bisa meningkatkan sinergitas yang bisa memberikan penguatan kepada perekonomian daerah untuk tumbuh secara inklusif. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif tersebut disebutnya bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat luas. "Mudah-mudahan semuanya akan memberikan sinergitas dan win-win profit antara Jatim dan Sumut, termasuk di dalamnya adalah trader dan buyer dari kedua Provinsi," ujarnya optimis. Lebih lanjut Khofifah menuturkan jika langkah penguatan melalui misi dagang adalah bentuk jawaban kesiapan Indonesia, khususnya masing-masing provinsi dalam menghadapi perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tengah berlangsung saat ini. Dirinya mengingatkan kepada semua pelaku usaha akan kemampuan yang sesungguhnya dimiliki oleh Indonesia jika semuanya bisa disinergikan. “Kita memiliki kekuatan energi, sumber daya alam, sumber daya manusia dan kekuatan jaringan yang luar biasa, penduduk yang cukup besar, jika kita saling silaturrahim melalui bussines meeting dan bussines matching tentu akan menjadi penguatan persaudaraan dan persatuan yang memiliki dampak ekonomi yang besar pula,” tambahnya. Peran misi dagang juga menjadi penting jika melihat perbedaan kebutuhan setiap wilayah. Dicontohkan oleh Gubernur Khofifah, hasil kelapa sawit di Sumut melimpah, sementara Jatim kaya akan dolomit. Perkebunan sawit butuh dolomit, tetapi banyak yang belum tahu bahwa deposit dolomit di Jatim cukup besar. Hal ini perlu fasilitasi melalui forum seperti ini agar saling bertemu antara trader dan buyer dari kedua provinsi. Hal senada disampaikan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajeksakh yang hadir mewakili Gubernur Sumut. Melalui misi dagang ini juga, dirinya menjabarkan jika akhirnya bisa diketahui atas kelebihan dan kebutuhan kedua daerah. Seperti pada komoditi daging sapi yang diakuinya, Sumut masih melakukan impor dari Australia. Melihat kondisi daging sapi di Jawa Timur yang dinyatakan surplus dirinya tak menutup kemungkinan bahwa bisa dilakukan pembelian langsung dari Jawa Timur.(yok/ziz)
Misi Dagang Jatim di Sumut Bukukan Transaksi Hingga Rp 474,5 M
Rabu 05-02-2020,10:54 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :