SURABAYA, MEMORANDUM-Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima penghargaan Universitas Brawijaya (UB) Halal Award kategori Pemerintah Daerah Produk Halal dalam acara Brawijaya Halal Summit 2024, Peluncuran UB Halal Center dan UB Halal Metric di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya, Malang.
Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin didampingi Rektor UB Prof Widodo kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang diwakili oleh Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak.
Atas diterimanya penghargaan ini, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi dan terimakasihnya kepada seluruh pelaku industri halal di Jatim. Menurutnya, UB Halal Award ini akan menjadi penguat komitmen Pemprov Jatim untuk terus mengembangkan ekosistem halal di Jatim.
BACA JUGA:Gubernur Jatim Serahkan SK Mendagri Perpanjang Jabatan Pj Wali Kota Batu
"Alhamdulillah penghargaan ini menjadi bukti sekaligus penyemangat kita untuk terus mengembangkan ekosistem halal di Jawa Timur," katanya, Senin, 21 Januari 2024.
BACA JUGA:Raih Penghargaan Gubernur Jatim, Bagong Dekaka Makmur Tahun 2024 Target Miliki Sertifikat ISO
Khofifah mengatakan, pengembangan ekosistem halal di Jatim membutuhkan support dari berbagai pihak. Termasuk dari kalangan akademik salah satunya Universitas Brawijaya (UB).
"Bahwa dukungan itu akan menjadi penguat kita. Apresiasi dari Universitas Brawijaya ini menurut saya juga bagian dari support UB kepada Pemprov Jatim. Tentunya kita akan bersama-sama dengan seluruh stakeholder mengembangkan ekosistem halal di Jawa Timur," terangnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah terus berupaya mengembangkan ekosistem halal dengan mendorong percepatan pengembangan industri halal di Jatim. Caranya antara lain dengan memfasilitasi sertifikasi halal bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM), pengembangan infrastruktur halal, dan pelatihan untuk peningkatan SDM halal.
Berdasarkan catatan data Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) per 3 Januari 2024, telah diterbitkan 252.490 sertifikat halal untuk pelaku usaha di Jatim yang 98,52 persen adalah Industri Kecil dan Menengah (IKM).
“Jumlah tersebut meningkat sebesar 38,14 persen atau sebanyak 96.302 sertifikat halal sejak 21 Oktober 2023 yang mencapai 156.188 sertifikat halal,” jelas Khofifah.
Khofifah mengatakan, sertifikasi ini sangat penting bagi pelaku usaha untuk masuk ke dalam industri halal. Mengingat potensi pasar halal global terus tumbuh seiring dengan peningkatan permintaan produk halal di sektor makanan, fesyen, farmasi, kosmetik, pariwisata, media, rekreasi, serta keuangan syariah.
Untuk itu, Khofifah juga terus mendorong percepatan pelaksanaan sertifikasi halal. Baik oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta lembaga lainnya.
"Jika proses sertifikasi halal dioptimalkan, maka produk-produk halal dari Jatim akan bisa memberikan support lebih signifikan bagi pemenuhan kebutuhan unggas tidak hanya pada saat musim haji tapi juga Umrah saat Ramadan. Serta perluasan pasar ke negara Organisasi Konperensi Islam. Tentunya ini dilakukan dengan sinergitas di antara seluruh pelaku usaha dan industri," imbuh Khofifah.
Sertifikasi halal, sambung Khofifah, adalah salah satu upaya untuk membawa Jatim menjadi pusat industri halal di Indonesia. Ia bahkan optimistis Jatim akan menjadi pusat _Halal Value Chain_ (HVC) pada masa mendatang.