PASURUAN, MEMORANDUM-Pemberlakukan portal parkir yang terpasang di pintu masuk Pasar Kebonagung rupanya berbuntut panjang. Ratusan pedagang merasa tidak puas dengan kebijakan Pemkot dan menumpahkan uneg-unegnya dengan melurug Kantor Walikota Pasuruan, Rabu, 10 Januari 2024, siang.
Aksi demonstrasi pedagang Pasar Kebonagung di Kantor Walikota Pasuruan ditemui oleh Wakil Walikota, Adi Wibowo. Kedatangan mereka bermaksud untuk meminta portal retribusi yang ada di pintu masuk dan keluar pasar dicabut.
Mereka mengatakan bahwa dengan adanya portal tersebut berimbas kepada pengunjung pasar yang enggan masuk. Hal ini karena pengunjung merasa keberatan jika harus membayar parkir dua kali di dalam area pasar.
BACA JUGA:Lembah Pendawa Pasuruan : Harga Tiket, Fasilitas dan Wahana, Tempat Wisata yang Hadirkan Nuansa Bali
Seperti yang diungkapkan oleh Asep, salah satu pedagang sembako. Ia mengatakan setelah aktifnya portal tersebut omset dagangannya menurun. Ia membandingkan dengan sebelum aktifnya portal retribusi parkir bisa menjual beras antara 15 - 20 sak perhari. Namun setelah aktifnya portal, ia hanya mampu menjual maksimal 4 sak perharinya.
BACA JUGA:Polres Pasuruan Gelar Reka Ulang Pembunuhan: Peragakan 51 Adegan, Pelaku Menusuk Korban 6 Kali
"Dulu saya bisa menjual rata-rata 15 sak beras perhari. Setelah adanya portal hanya 3 sak saja," keluh Asep kepada awak media saat aksi demonstrasi, Rabu, 10 Januari 2024.
Perwakilan pedagang yang ditemui oleh Wawali Adi Wibowo meminta agar pemerintah meniadakan portal di pintu masuk pasar. Pengunjung tidak mau masuk pasar dan omset mereka juga turun drastis.
Zainal Fanani, salah satu perwakilan pedagang juga mengancam, jika pemerintah masih tetap akan mengaktifkan portal retribusi pasar, maka jangan harap Pasar Kebonagung akan ramai pengunjungnya. "Saya berharap pemerintah mengkaji ulang penerapan portal retribusi parkir di area pasar. Ini sangat berimbas kepada pedagang," jelas Zainal Fanani.
Keluhan pedagang adanya portal retribusi parkir yang diterapkan oleh pemerintah kota akan segera dikaji ulang. Mengingat Pasar Kebonagung bukan termasuk pasar berskala besar. "Kita akan cari formulasi yang tepat untuk diterapkan di Pasar Kebonagung. Pada intinya untuk sementara portal akan kita nonaktifkan sembari menunggu formulasi yang tepat," jelas Adi Wibowo.
Jawaban terkait akan di nonaktifnya portal retribusi parkir di Pasar Kebonagung secara langsung dari Wawali, akhirnya sekitar 200 pedagang Pasar Kebonagung membubarkan diri. (kd/mh)