Misalnya M Agung penjual nasi di Pasar Kembang. Ia menjual nasi ayam seharga Rp 5000. Setiap hari ia bisa menjual 300 sampai 400 nasi kotak plastik.
"Tapi kalau hari Jumat berbeda. Bisa menjual nasi dari 600 kotak sampai 1000 nasi. Karena pada hari itu banyak banget pesanan, biasanya untuk jumat berkah," ungkapnya.
Dari penjualan nasi itu saat kondisi ramai itu penghasilannya bisa mencapai 15 juta. "Sampai 15 juta kalau dapatnya hasil jualan itu," ujar M Agung.
Sementara itu penjual jajalan lain adalah Fani. Ia berjualan sudah sejak tahun 2010. Fani mengaku ramainya pengunjung itu pada pukul 03.00.
"Rata rata pelanggan menjual kembali jajanan pasar ini. Biasanya dijual di warung warung. Ada juga yang di konsumsi sendiri," ujarnya.
Ia mengaku rata rata para penjual jajanan di Pasar Kembang Surabaya umumnya sudah berjualan sejak lama dan memiliki pelanggan tetap. Hal ini membuat mereka tetap bertahan berjualan di pasar ini.
Ia berharap kepada PD Pasar untuk selalu berinovasi agar pasar kembang ini semakin menarik pembeli. "Kalau sewanya stand di sini 176 ribu perbulan. Kami berharap retribusi ini bisa menjadikan pasar kembang lebih baik dan direnovasi lebih bagus dan nyaman tetunya," jelasnya.
Kehadiran para penjual jajanan di Pasar Kembang Surabaya menjadi salah satu bukti bahwa pasar ini tidak hanya menjadi tempat grosir jajanan tradisional, tetapi juga tempat mata pencaharian bagi banyak orang, khususnya pelaku UMKM. (alf)