SURABAYA, MEMORANDUM-Aktifitas juru parkir (jukir) liar masih ditemukan di sekitar Kebun Binatang Surabaya (KBS). Mereka mematok tarif mahal dan parkir yang memakan badan jalan ini bedampak pada kemacetan.
Pantauan Memorandum, sejumlah jukir itu tampak mengarahkan kendaraan untuk parkir di Jalan Setail. Kendaraan roda dua dan roda empat itu terparkir di sepanjang tepi jalan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tundjung Iswandaru mengatakan, bahwa adanya parkir liar di sekitar KBS itu tentu dilarang.
BACA JUGA:Potensi Limbah Cangkang Keping untuk Prostodonsia
"Kalau parkir di sana itu sudah jelas dilarang," kata Tundjung, kepada Memorandum Kamis, 28 Desember 2023.
BACA JUGA:Taman di Surabaya Direvitalisasi dan Ditambah Fasilitas
Disinggung masih maraknya jukir liar, Tundjung mengaku pihaknya telah menempatkan personel Dishub Kota Surabaya untuk terus menghalau adanya parkir liar.
"Kita halau terus, kami juga bekerjasama dengan petugas gabungan," ujar Tundjung.
Pihaknya juga menghimbau kesadaran masyarakat atau pengunjung supaya mendukung upaya ini agar tidak memarkirkan kendaraannya di area tersebut.
"Kesadaran masyarakat sendiri, harusnya mengerti, tidak usah mengikuti atau mengubris jukir jukir itu, karena di situ sudah ada petugas. Selama masyarakat masih memberikan peluang, mengikuti arahannya (jukir liar), ini akan terus terjadi," ungkapnya.
Padahal pemkot juga telah memberikan imbuan dan sosialisasi agar parkir kemdarannya di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ).
"Padahal kami telah menyediakan parkir di TIJ per kendaraan Rp 3000 ribu. Ini upaya pemerintah agar masyaraka bisa mendapatkan parkir yang lebih aman dan nyaman. Jangan sampai tertipu jukir liar dengan dipatok tarif mahal," ujarnya.
Tundjung menambahkan pengawasan parkir dan pengaturan lalu lintas ini tidak hanya di lakukan di KBS. Tapi juga sektor wisata lainnya, misal di Pantai Kenjeran.
"Tapi yang paling membludak pengunjungnya ya di KBS. Jumla wisatawan saat libur panjang nataru ini jumlah pengunjungnya ribuan setiap harinya," paparnya.
Menurutnya pengawasan dan pengaturan lalin akan terus diperketat hingga puncak libur nataru. Diprediksi peningkatan wisatawan di Surabaya sampai 1 Jaunari 2024.